Selamat mendengarkan lagu di atas saat membaca chapter ini. Makasih. :)
Hari berjalan dengan cepat. Tahu-tahu, Elea sudah berada di rumah sakit sekarang, menunggu anaknya yang akan segera datang ke dunia. Tadi pagi, dia mengalami kontraksi yang menjalar dari punggung ke arah perut bagian bawahnya. Dengan cepat, gadis itu langsung menghubungi Alex yang sedang dalam perjalanan menuju kantornya. Untungnya, jarak pria itu masih dekat dengan rumah mereka. Maka, dengan cepat, Alex langsung menancap gas dan memutar balik, kembali pulang ke rumah.
Dirinya sempat diserang kepanikan, tapi saat pria itu sudah ada bersamanya, sekarang semuanya baik-baik saja. Proses persalinan akan dilaksanakan sebentar lagi.
"Ellie," panggil Alex yang sedang duduk di sebelah kasur rumah sakitnya. Pria itu menyatukan tangannya dengan dirinya sembari sesekali mengusap dan merematnya pelan. "Aku baru sadar kalau kita belum pernah membicarakan nama anak kita," ucapnya dengan pelan.
"Aku sudah menyiapkannya," balas Elea dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Tatapannya tertuju pada langit-langit kamar, terlihat sangat bercampur aduk.
"Oh ya?" balas pria itu dengan nada sedikit terkejut. "Siapa?"
Beberapa detik, Elea tidak memberikan balasan apapun. Malahan seulas senyum yang terlihat sedih terpatri di wajahnya samar. "Nanti kamu akan tahu sendiri. Tenang aja, kamu pasti menyukainya, Lex."
Mereka berakhir saling memandang untuk sementara waktu. Hingga akhirnya, Alex ikut tersenyum lalu dia balas menganggukkan kepalanya mengerti. "Okay. Aku sangat nggak sabar."
...
Beberapa jam kemudian, proses persalinan akhirnya selesai. Seperti yang diketahui, anak kedua sejoli itu berjenis kelamin perempuan. Elea melahirkan dengan normal. Sedikit pun, Alex tidak pernah meninggalkan sisinya saat proses persalinan tadi. Pria itu selalu berada di sisinya, sesekali mengajaknya berbicara, mengecupnya, dan selalu berusaha menenangkannya.
Hingga akhirnya ketika suara tangis bayi terdengar, kedua sejoli itu langsung menghela napas begitu lega. Penantian yang panjang akhirnya terbayarkan juga. Perjalanan yang penuh akan lika liku kini sudah sampai pada akhirnya.
Setelah melakukan beberapa pemeriksaan pada bayi mereka, dokter akhirnya membawa bayi itu kepada orang tuanya. "Selamat Pak, Bu, anaknya cantik sekali. Beratnya dua koma sembilan dengan panjang 40 cm ya."
Elea melihat anaknya dengan tatapan penuh haru. Lalu gadis itu tersenyum sembari mengusap kepala mungil anaknya dengan hati-hati. Alex yang berada di sampingnya mengusap pundaknya berkali-kali. Elea menoleh dan kedua mata mereka yang sudah memerah langsung bertemu.
"Thank you," bisik pria itu sembari merangkul istrinya dari samping. "Hi, Litte One," sapanya kepada bayi mungil yang masih terlihat kemerahan itu.
Berbagai perasaan melingkupi hati Elea. Dulu, dia tidak mengerti bagaimana seseorang bisa merasakan bahagia dan sedih di saat yang bersamaan.
Ironisnya, dia mulai memahami perasaan itu sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Forever
Romance[Completed] Elea dan Edo sudah menjalin hubungan selama hampir 1 tahun. Elea sangat mencintai Edo, begitu juga sebaliknya. Tapi sikap Edo terkadang membuat Elea jadi bimbangㅡdan juga lelah. Dia jadi sering bertanya kepada dirinya sendiri, apakah ben...