Dua Puluh Dua

5.1K 1K 99
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

"Pfftt - aku itu tujuan mu?"

Punggung tangannya menutup mulut yang hampir saja tertawa keras ketika mendengar lontaran perkataan seorang Isagi Yoichi. Pemuda yang wajah nya agak merona kala melihat reaksi si gadis tiba-tiba saja lidahnya berkelu.

Rasanya Isagi ingin menenggelamkan wajah nya pada saat itu juga atau menghilang langsung dari hadapan gadis yang sejak tadi masih menahan tawa. Ia pun berusaha tenang dalam berkata, "[Name] san, tolong lupakan saja perkataanku ta-"

"Perkataan mu membuat ku geli" Sela [Name] menggelengkan kepala, "Isagi, masih 1000 tahun lagi untuk bisa melampaui ku. Kau tidak bisa menjadikan ku sebagai tujuan mu"

Jemari telunjuknya menunjuk dahi pemuda berambut biru tua, "Cukup jadikan aku sebagai pelatih mu, paham?"

"Eh?"

Salah.

Itu bukan yang dipikirkan oleh Isagi Yoichi.

Tampaknya mereka berdua terjadi kesalahpahaman. Apalagi [Name] yang justru mengira tentang diri nya yang dijadikan tujuan Isagi adalah sebagaimana pemuda itu ingin melampaui kemampuan nya -sebenarnya tidak masalah-, namun mendengar langsung dari Isagi membuat [Name] merasa agak kesal.

Ternyata, gadis itu berbeda pemikiran dengan Isagi.

Lantas, si mata blueberry berusaha meluruskan dengan berucap, "Tidak, maksudku bukan tujuan yang it-"

"Isagi, rupanya kau disini. Kami sudah mencari mu kemana-mana"

"Heh ~ ada Pelatih [Name] chan juga!"

Dari arah samping, terdapat dua anak laki-laki yang berjalan ke arah mereka berdua. Baik Isagi maupun [Name], kedua nya secara kompak menoleh pada sumber suara dan sangat refleks bagi gadis bermanik hitam menyembunyikan botol sampanye dibawah meja makan.

Dia melakukan itu semata-mata karena ada nya salah satu sosok visual yang datang berlari kecil menghampiri mereka -sebab tahu sifat pemuda tersebut yang kekanak-kanakan-. Harus mencari aman jika tidak ingin terjadi sesuatu.

Apalagi, pemuda itu langsung mendekati [Name].

"...Chigiri? Bachira?" Isagi memanggil.

"Kau tidak lupa kan? Sebentar lagi ada latihan tanding" Yang berambut panjang menegur Isagi sambil melihat ke arah [Name] yang tengah membereskan meja nya sendiri. Chigiri seolah tengah memperhatikan tiap gerakan yang gadis itu lakukan, misalnya mengumpulkan map coklat tua dan buku catatan nya.

Si tuan puteri tidak terlalu dekat [Name], ia hanya bisa memperhatikan pelatihnya diam-diam.

"Aku juga tahu, karena itu aku berencana ingin pergi" Balas si pemuda rambut biru tua yang melihat si gadis disebelah nya, bersama Bachira yang berdiri didekat [Name].

Overdose || Blue Lock Where stories live. Discover now