Tiga Puluh Satu

4.4K 835 60
                                    

Flashback

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Flashback

•••

Dansa merupakan gerakan yang mengiringi dua orang dalam lantunan musik. Laki-laki dan perempuan saling berdekatan, menautkan kedua tangan mereka lalu satu tangan dari pihak laki-laki tak luput memegang pinggang pihak perempuan. Beserta tangan dari kaum hawa memegang pundak kaum adam.

Langkah demi langkah mengikuti tiap tempo alunan musik yang diputar. Biasanya dansa juga menjadi simbol tarian romantis yang dilakukan sepasang kekasih ketika menunjukkan perasaan cinta mereka dalam bentuk gerakan.

Namun, yang ada di ruangan latihan lantai dua bukanlah pasangan romansa yang tengah dimabuk cinta.

Melainkan, mereka hanya dua orang yang tak sengaja bertemu. Dua insan muda-mudi dengan perbedaan umur yang cukup jauh. Dua sejoli yang dipertemukan oleh satu tujuan yang sama.

Gerakan tarian dansa yang mereka lakukan benar-benar kaku, tidak seirama bersama lantunan musik yang sudah diputar hampir empat jam tanpa henti. Tidak sekali atau dua kali mereka melakukan kesalahan, baik salah gerak maupun chemistry yang belum terbangun antar mereka.

Salah satu nya, kaki kanan pihak perempuan terinjak untuk kesekian kali oleh pihak laki-laki yang tak punya rasa bersalah.

"Ck, Kau sengaja?" Decak [Name].

Bukannya melontarkan maaf. 

Pasangan si gadis justru membalas santai, "Kau lambat" 

"Perlu kaca, Eyelash Freak?" Sindir sang gadis.

Kaum adam kembali tidak meladeni debatan kecil itu. Mata hijau laut nya hanya fokus kebawah, tepat pada langkah kaki mereka yang tampaknya tidak kompak satu sama lain, walau dia sudah mencoba mengikuti gerakan kaki dari kaum hawa. Akan tetapi, tempo langkah kaki mereka akan berbeda lagi. Pemuda itu membuat stock kesabaran seorang gadis yang menjadi pasangan dansa nya semakin menipis.

Ini hanya membuang waktu, pikir [Name] yang jengah.

Padahal, mereka tidak punya waktu guna menyamai gerakan, maupun membangun chemistry yang bisa dikatakan sangat singkat. Memang mengajari hal dasar sebuah tarian kepada pemain sepak bola bukanlah ide yang bagus. Sehingga, otak genius nya memikirkan sebuah ide yang bisa mengatasi masalah menyusahkan ini.

Ketika mata hitam mendongak. Disanalah, mata mereka langsung bertemu dengan kompak pada jarak yang dekat. 

Itoshi Sae hanya memandang lekat tanpa berbicara seolah ia menunggu gadis itu duluan yang membuka obrolan.

"... Bola" Singkat [Name].

Sae berkerut tipis, "Hah?"

"Anggap saja kita sedang bermain sepak bola, kaki mu itu hanya diciptakan untuk menendang bola dan kurasa gaya dribble hampir sama dengan gerakan tarian yang kita lakukan. Kita hanya perlu membayangkannya" Usul gadis itu.

Overdose || Blue Lock Donde viven las historias. Descúbrelo ahora