Enam Puluh Lima

2.5K 376 89
                                    

Flashback

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Flashback

Warn : Slight Adult, Bijak dalam membaca, Tinggalkan jejak vote dan comment.

•••

Malam itu.

Malam dengan hawa dingin.

Namun, atmosfirnya perlahan mulai memanas.

Bukan karena suhu ac yang ada dikamar itu rusak atau dimatikan. Bukan juga karena si penghuni mengalami panas demam ataupun yang lainnya, panas dalam artian yang jauh dari konteks pikiran positif maupun hal biasa yang dipikirkan sehari-hari. Melainkan, justru diciptakan dengan sengaja oleh dua insan melalui kegiatan mereka berdua. Kegiatan itu terkesan dimulai terburu-buru.

Entah siapa yang memulai.

Tidak ada dari mereka yang berupaya menyalahkan satu sama lain.

Tak ada juga yang ingin mengakhirinya.

Sungguh, kegiatan mereka didasari relungan hasrat duniawi.

Kegiatan itu mengalir begitu saja tanpa tahu kapan adanya waktu jeda yang mampu memutuskan dua bilahan labium diantara mereka, ketika sudah terlanjur menyatu sempurna. Daging tak bertulang saling bertumbukan tanpa memiliki celah satu helaan nafas pun yang keluar dari singgasana mulut mereka. Kini, tidur bersama bukan lagi tujuan utama yang bisa dijadikan alasan, untuk aktivitas birahi kedua bibir yang senantiasa saling menyambut satu sama lain diatas ranjang empuk si pemilik kamar.

Sudah lepas dua menit.

Udara diruangan itu sudah terkontaminasi oleh nafas hangat yang saling bertabrakan tatkala jarak sudah tidak ada harga dirinya lagi. Ketika nafas berat dua sejoli yang tertahan oleh gairah itu saling menyapa kulit wajah satu sama lain. Cumbuan yang disebutkan diatas tadi belum dipatahkan oleh salah satu ataupun kedua insan beda jenis.

Masih dan masih.

Dalam dan semakin dalam.

Lama dan sangat intens.

Ditambah lagi adanya kemajuan, saat lidah mereka beradu dirongga mulut salah satu mereka yang terlihat susah mengimbangi dan mulai mengikuti alur permainan ciuman yang bisa dikatakan cukup liar tak terkendali. Saat pagutan labium bukan hanya sekedar menempel. Bukankah permainan mereka memberikan dampak pada detak jantung serta desiran dalam tubuh? Desiran aneh namun penuh akan gairah terjadi dialami oleh dua kaum adam dan hawa.

Hanya sebatas adu cumbu.

Akan tetapi, menjadi penyebab lain yang muncul ke permukaan.

Sret!

Putus.

Labium mereka berdua kembali ada jarak bersamaan tubuh mereka yang terpaut beberapa jengkal. Tampaknya ada yang masih terjaga akal sehatnya dan memilih mengakhiri sesi pertarungan sengit antara dua bilahan bibir mereka sejenak. Selagi juga, ia memanfaatkan waktu istirahat dengan meraup oksigen sebanyak-banyaknya seolah itulah terakhir dimuka bumi. Bisa dilihat dari gerakan kecil saat ia mengatur nafas nya lewat hidung. Dia tampak sedikit kewalahan menjadi peserta permainan cumbuan mereka sendiri.

Overdose || Blue Lock Where stories live. Discover now