2. Spin Off

2.4K 184 21
                                    

Oliver Aiku

•••

Fill the Void

°°°

Liburan?

Mimpi.

Jangan harapkan kata liburan maupun cuti diagenda seorang wanita kantoran yang fokusnya sedang tertumpuk dilayar laptop. Jarang dia ambil dua kata itu, jika tidak ada yang lebih penting dari pekerjaannya. Kerja, kerja, dan kerja adalah isi pikirannya sekarang. Dia juga hampir lembur belakangan ini.

Semenjak, masa kontrak di sebuah project sepak bola di negara Jepang sudah lepas ikatan olehnya, tidak ada lagi kata melatih, merawat maupun membimbing para bocah kematian yang mempunyai satu tujuan sama disana. Bagaikan penantian panjang keluar dari penjara, kini dia bisa menghirup udara bebas tanpa harus dikelilingi oleh anak-anak pecinta sepak bola. Ah, Indahnya dunia luar.

Jangan tanya betapa bahagianya seorang [Name].

Saat ini.

Detik ini.

Aktivitasnya kembali normal seperti biasa.

"Tinjau ulang laporan keuangan bulan lalu." Perintah wakil direktur yang duduk di ruangannya sembari memberikan lagi berkas dokumen kepada salah satu karyawannya yang sedang berdiri menghadap, "Kirimkan rinciannya juga, kalau bisa semua rekapan pengeluaran dan pemasukan. Saya ingin memeriksanya lagi."

"Lalu, jangan lupa setiap data barang yang masuk atau keluar, tambahkan penjelasan lebih detail untuk pemasokan gudang, saya tidak ingin ada lubang sedikitpun yang merugikan kita tahun ini dibanding sebelumnya. Beritahu ketua tim mu agar lebih teliti dan jangan sampai lengah." Perintah si atasan dengan nada tegas.

"Baik, akan saya sampaikan." Jawab salah satu bagian dari tim logistik sembari mengingat sepotong memori dalam ingatannya, "Ano, bolehkah saya tanya satu hal?"

[Name] mengangguk meski pandangannya fokus terhadap layar laptop, "Silahkan."

"Tentang kebijakan baru soal pemasukan barang-barang dari luar terminal, bagaimana kami bisa mengeceknya kembali jika tidak diberi izin resmi terkait pemeriksaan lebih lanjut? Meskipun, tujuannya untuk mengurangi kerusakan atau hal lainnya, akan tetapi kami jadi sedikit kesulitan dalam membedakan jenis barang yang terdaftar." Jelas si pekerja korporat sebagai laporan mengenai keluhan para anggota divisi logistik.

Terutama menyangkut pekerjaan utama mereka.

Jemari-jemari lentik milik wanita muda itu berhenti sesaat. Kini, pandangan hitam kelam jatuh tepat visual sang sekretaris tim, "Apa selalu diberi label tiap barang yang datang?"

Sekretaris tersebut mengangguk yakin, "Tentu, bisa dipastikan semua yang melewati pemeriksaan akan ditandai label masing-masing."

"Kalau begitu, seharusnya sudah cukup."

"Namun, bukankah itu tetap jadi sangat rawan jika dibiarkan saja? Kita tidak tahu isi barang yang masuk, walaupun lolos dari alat detector sekalipun."

"Ya memang, itu tidak boleh diremehkan. Tidak ada yang tidak mungkin semisal terjadi hal buruk." Angguknya tanda setuju atas argumen karyawannya sendiri, "Tetapi, peraturan tetap peraturan. Adanya peraturan karena punya alasan tersendiri untuk kedepannya, dan setiap kebijakan yang tertera sudah dipikirkan secara matang sebelum kalian mengajukan pro kontra."

"Lagipula, peraturan yang kita terapkan tidak terlalu berpengaruh besar, bukan? Kita hanya mengurangi bukan menghilangkan, kalaupun ada barang yang mencurigakan masuk dan tidak lolos dari sensor detector. Maka, izin resmi bisa diturunkan dengan mudah."

Overdose || Blue Lock Where stories live. Discover now