PROLOG

1.5K 130 144
                                    

"Sebuah kasus bully di SMA Royal Elit menjadi topik utama akhir-akhir ini, nyatanya seorang gadis berumur 17 telah melakukan aksi bunuh diri di gedung sekolah pada jam--"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sebuah kasus bully di SMA Royal Elit menjadi topik utama akhir-akhir ini, nyatanya seorang gadis berumur 17 telah melakukan aksi bunuh diri di gedung sekolah pada jam--"

"Ya tuhan, anaknya masih muda!" Ujar salah satu ibu panti yang tengah menggendong bayi perempuan. Wajahnya terlihat sangat terkejut akan berita barusan.

Pintu depan rumah terbuka. Memperlihatkan seorang anak gadis yang mengenakan seragam sekolah muncul.

"Dila pulang Bu,"

"Korban tersebut bernama Nadira Dwi Arianti,"

"Huh? Apaan tuh Bu?" Tanya Dila mendongak saat dirinya tengah melepaskan ikatan tali sepatu hitam. 

"Ah! Nggak ini berita aja kok," Ibu panti langsung mematikan tv dan berjalan pergi ke kamar, membawa bayi di pangkuannya yang telah tertidur.

"Berita apaan dah?" Tanya Dila kebingungan, ia kembali melepas sebelah lagi sepatunya dan berjalan menuju ke kamarnya.

"Kak Dila!"

"Udah pulang kak?"

"Belum masih sekolah!" Jawab Dila pada adiknya tersebut.

Anak tadi langsung cemberut dan berlari menuju ke arah seorang wanita paruh baya yang sedang fokus menjahit sebuah rok merah.

"Bu~ kak Dila jahat sama aku!" Anak kecil itu mengadu sambil memasang wajah ingin menangis.

"Dih kapan?" Tanya Dila masih senang mengerjai adiknya.

"Ibu!"

"Udah! Dila nanti tolong Bu Ratna bawa pesanannya ke tempat Bi Ani ya?"

"Iya bu."

Dila berjalan masuk ke dalam sebuah kamar dan langsung berganti seragam sekolahnya, lalu pergi mengantarkan pesanan sesuai perkataan ibu panti. Diperjalan ke tempat Bi Ani Dila di suguhi pemandangan dimana banyak mobil melewatinya bahkan ada mobil polisi dan ambulans.

"Ada apaan dah?" Tanya heran.

Mata Dila sempat menangkap sepasang seuami istri yang tengah menangis di dalam sebuah mobil yang melewati dirinya. "Sebenernya ada apaan sih?"

                                💫💫💫

"Assalamualaikum bu~ kata Bi Ani besok di tambah uangnya! Lho?!"

Sesampai di rumah Dila mendapati rumah panti dalam keadaan sepi dan tak ada orang bahkan keempat adiknya sudah tak ada di ruang tamu.

"Pada kemana?!" Dila berjalan menuju ke kamar ibu panti, memanggil wanita itu berkali-kali. 

Dila membuka pintu kamar milik Ratna yang tak terkunci sama sekali. Di dalam tak ada seorang pun, bahkan pemilik kamar itu sendiri. Hanya ada kasur, lemari, dan sebuah meja di dekat jendela.

"Huh! Pada kemana sih?" Dila mendengus sebal karena di tinggal sendiri.

"Main pergi-pergi aja, eh?" Mata Dila menangkap sebuah kertas yang ada di atas meja, tertutupi asalan dengan kotak kacamata. Ia mendekati dan meraih kertas putih tersebut, ada juga sebuah poto dibalik kertas tersebut yang ditaruh terbalik.

Anak-anakku maafkan ibu kalian ini yang telah membuang kalian, bukannya ibu nggak sayang tapi keadaan yang memaksa ibu untuk melakukan ini. Untuk anak kembar ibu Nadila dan Nadira sebesar-besarnya ibu amat sangat menyayangi kalian, tumbuhlah menjadi anak yang baik Soleh dan cantik. 
Sayang dari ibu.

Tangan Dila langsung gemetar melihat isi surat tersebut sekarang ia tanpa sadar meraih poto yang masih terletak di atas meja. Sebuah poto anak kembar perempuan, yang satu sedang menangis dan satunya lagi tengah tertidur, tanpa sadar Dila meneteskan air mata saat memerhatikan poto tersebut. Dibalik poto ada tulisan "Nadila Dwi Arianti" dan "Nadira Dwi Arianti"

"Lho Dila udah pulang kok nggak ngom-"

Ibu panti langsung terdiam melihat Dila yang sudah mematung sambil berderai air mata, tangannya gemetar memegangi selembar foto yang terlihat telah sedikit menguning.

"Ibu Ratna, apakah aku kembar?"

"Ibu Ratna, apakah aku kembar?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dia Kembaranku [Slow Update] Where stories live. Discover now