Bab 33

179 12 0
                                    

Santi merebahkan ke sisi ranjang sambil terus memegangi tangan Dila, berharap anak itu segera sadar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Santi merebahkan ke sisi ranjang sambil terus memegangi tangan Dila, berharap anak itu segera sadar. Agam tampak memilih menunggu di luar sembari menghisap sebatang rokok. Sementara kedua suami istri itu menunggu anaknya sadar, Leo dan Rafka terlebih dahulu pamit pulang karena sudah menunjukkan jam 5 sore.

"Dila." Panggil Santi dengan nada lesuh.

Tak ada sahutan sama sekali dari mulut gadis itu, ia masih tampak tertidur pulas dengan satu sisi wajah yang membengkak.

Di ruangan lain Agra masih sibuk bertukar kabar dengan sang bibi, jika dilihat dari interaksi kedua manusia tersebut bisa di bilang kalau hubungan mereka baik dan lumayan dekat.

"Mau kopi?" Tanya Saevana sambil melirik Agra yang masih diam di posisinya.

"Nggak," jawabnya singkat yang membuat Saevana mengernyit jengkel.

Ni anak bisa banget mancing emosi orang! Batin wanita itu sebal.

Saevana melanjutkan membuat kopi instan untuk dirinya sendiri, "jadi? Gimana? Kok bisa gitu?" Tanya wanita itu.

"Apanya?"

"Cewek tadi lah! Kenapa bisa gitu?" Saevana memutar bola matanya jengah melihat Agra yang sama sekali tak merespon sesuai yabg ia inginkan.

Agra terdiam sejenak sambil menundukkan kepalanya, "hampir jadi korban pemerkosaan," jawab Agra dengan suara kecil.

"Hum~ terus kok kamu bisa tahu? Padahal jarak sekolah sama tempat kejadian yang kamu kasih tahu sama orang tua cewek tadi lumayan jauh lho," Saevana berbalik kembali mendekati Agra sambil membawa segelas kopi di tangannya.

"Kebetulan," jawabnya sambil memalingkan wajah.

Senyum jahil mulai muncul di wajah Saevana, ia mendekati wajah Agra sambil mencoleknya dengan jari telunjuk, "jadi beneran pacar kamu?"

"Aku bilang bukan," bantah Agra sedikit bersemu.

"Kamu itu tipe cowok yang nggak tertarik secara tertentu sama semua cewek Agra, bibi tahu dilihat dari sifat kamu sama Mila," ujarnya membuat Agra mengerutkan keningnya.

"Kalau bibi mau bahas perihal ibu lebih baik nggak usah," potong anak itu tampak tak suka akan pembahasan mereka.

"Tuh! Lihat kan? Yaudah iya deh," ledek Saevana sambil meluruskan badannya.

Agra terdiam sambil melirik sang bibi yang bicara sendiri sambil memegangi segelas kopi di tangannya dan berjalan-jalan mengelilingi ruangan.

                               ✨✨✨

"Anjir! Kok sepi banget dah ini sekolah?" Tanya Dila sambil memasang wajah kebingungan.

SMA Royal Elit yang terkenal akan banyaknya murid kini tampak sepi seakan sudah di tutup, hanya Dila seorang yang berdiri di lapangan basket sambil mengenakan seragam hari Rabu. Ia melihat sekelilingnya tak menemukan tanda-tanda kehidupan sama sekali.

Dia Kembaranku [Slow Update] Where stories live. Discover now