12. Tipis Tipis

16.3K 221 55
                                    

Setelah acara makan di kantin sekolah akhirnya Nevay dan Petir pun langsung pulang dan meninggalkan sekolah. Petir mengajak Nevay untuk pergi ke rumah nya terlebih dahulu Di tengah perjalanan Nevay tiba tiba teringat perkataan Petir.

Apa Petir pernah suka ya sama Yonna? Kenapa dia bisa beranggapan kalau deketin Yonna itu susah. Batin Nevay.

Nevay masih terus memikirkan ucapan Petir di kantin. Petir pun yang selalu memanggil Nevay ia merasa kesal selalu di cuekin.

"Yang, sayang ih" panggil Petir di tengah perjalanan sambil mengelus dengkul nya.

Nevay pun akhirnya tersadar.

"Hah kenapa sayang?" tanya Nevay dengan suara keras agar di dengar oleh Petir.

Akhirnya Petir meminggirkan motor nya di pinggir jalan.

"Di panggil juga gak di jawab terus" ucap Petir.

"Hehe maaf, kenapa?" tanya Nevay lagi.

"Mau beli makan apa? buat di rumah nanti? gak nerima jawaban terserah" tanya Petir.

Nevay pun tertawa "Haha sayang, apa ya ini aja martabak manis aja. Lagi kepengen aku" jawab nya.

Petir pun melajukan kembali motor nya dan mencari penjual martabak manis sesuai permintaan dari Nevay. Sementara itu Nevay melupakan ucapan Petir agar tidak terus ia pikirin.

Beberapa puluh menit kemudian akhirnya mereka berdua sampai di rumah Petir sambil membawa martabak manis sesuai request dari Nevay. Mereka berdua langsung masuk ke dalam rumah nya. Seperti biasa Petir menggandeng tangan Nevay untuk masuk ke kamar nya.

"Rumah kamu kenapa sepi terus Yang?" tanya Nevay yang sudah duduk di sofa sambil membuka martabak nya.

Petir pun berjalan ke lemari untuk mengganti pakaian futsal nya.

"Iya Mamah dan Papah udah pergi lebih dulu" jawab Petir membuat Nevay seketika terdiam.

Nevay pun baru paham kenapa Bibi nya tidak menjawab pertanyaan Nevay waktu itu tentang kedua orang tua nya.

"Maaf sayang" ucap Nevay yang merasa tidak enak.

Petir yang sudah mengganti baju dan celana futsal nya dengan pakaian santai rumah nya, ia langsung menghampiri Nevay dan duduk mendekat sambil menciumi wajah nya.

"Gpp santai aja" jawab Petir sambil tersenyum menatap wajah Nevay.

Nevay mengelus pipi Petir "Emang nya gak ngerasa sepi?" tanya.

"Dulu iya, tapi sekarang enggak karna semenjak ada nya kamu" jelas Petir.

Nevay seketika langsung salah tingkah "Bisa aja deh" ucap nya.

Petir hanya tertawa kecil. Nevay mengambil martabak manis nya yang ada di meja depan nya.

"Cobain enak tau" ucap Nevay sambil menyodorkan ke mulut Petir.

Petir pun menggigit martabak yang di suapi oleh Nevay.

"Enak kan?" tanya Nevay.

"Gak enak" jawab Petir sambil mengunyah nya.

Nevay memukul paha Petir "Nyebelin deh" omel nya.

Petir hanya senyum senyum saja, sedangkan Nevay masih menikmati martabak manis nya. Lalu Petir menaruh kepala nya di atas paha Nevay sambil memeluk pinggang Nevay.

"Boleh lanjut yang tadi gak?" tanya Petir yang selalu meminta izin kepada Nevay.

Nevay mengangguk, kemudian ia menghabiskan martabak yang ada di tangan nya terlebih dahulu. Lalu ia melepaskan satu persatu kancing seragam nya dan melepaskan nya dari badan nya dan kini hanya tersisa tanktop nya saja di badan nya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 22, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

No Rules [17+] || On Going Where stories live. Discover now