14: Pertengkaran Sengit

1.9K 160 8
                                    


HALOOOO!!!

Sebelumnya aku minta maaf ya, kadang kalau balas komentar kalian sering double gitu balasannya.

Padahal aku cuma ngirimnya sekali, SI SINYAL emang bener-bener ngajak gelud weh :(

SAMA SATU LAGI!

Aku kan juga masih amatir nih, pengen minta pendapat kalian dong... ayo dong kasih pendapat sejauh ini gimana sama ceritanya?

Terus konfliknya nyambung nggak sih?😭 jujur w agak gimana gitu sama konflik cerita ini, agak melenceng soalnya sama yang aku rencanain dari awal😭.

Yaudah lansung saja, semoga suka!

Happy Reading...
Sinar matahari telah menyorot terang pertanda hari sudah semakin siang. Sebenarnya kini baru jam tujuh lewat tiga puluh menit, masih pagi bukan? Namun Angga datang pada jam tersebut ia dituduh terlambat.

"Putri, Putri!" Angga semakin mempercepat langkahnya mumpung ia melihat teman Nayla itu.

Act fool

Act fool

Act fool

"Gue nitip ini buat Nayla." Angga menyerahkan satu bungkus kresek yang sepertinya berisi minuman.

"Sama ini." Angga melepas tas nya dan sedikit mengobrak-abrik isinya.

"Tolong banget ya," Pinta Angga sambil mengatupkan kedua tangannya.

Putri menerima surat yang Angga bungkus menggunakan amplop kecil, Putri mengangguk dua kali mengerti maksud Angga.

"Oke Mas, nanti gue sampaiin ke Nayla."

Angga tersenyum simpul, "Makasih loh ya, sorry banget cuman beli satu. Gue lupa hehe, lain kali deh gue beliin lo boba. Janji."

"Santai."

"Gue ketahan Pak Bondan itu, duluan ya." Angga memang terlihat buru-buru, lelaki itu kembali ke tengah lapangan berkumpul bersama anak-anak yang terlambat hari ini.

"Semangat Mas!" Teriak Putri tanpa sadar.

Angga menoleh kebelakang, mengacungkan jempolnya diatas kepala.

Berbaris satu bershaf di bawah tiang bendera. Empat siswa kini tengah berhadapan dengan Pak Bondan---Guru BK SMA Lentera.

"Angga, nggak sopan kamu ya!" Tegur Pak Bondan kepada Angga.

Angga hanya menyengir, "Darurat Pak." Jawab Angga.

"Sudah telat, disuruh berhenti, malah alesan." Marah Pak Bondan.

"Kan sekarang sudah disini Pak." Bela Angga.

"Diam kamu!" Sentak Pak Bondan yang menimbulkan tawa disekeliling.

"Nggak ada yang lucu, kenapa kalian ketawa?" Pak Bondan membentak dan seketika mereka semua diam.

"Situ nanya ya saya jawab." Dumel Angga pelan, yang tentunya tidak didengar oleh Pak Bondan.

"Bell masuk jam berapa?" Tanya beliau.

"TUJUH." Jawab mereka kompak.

"Bell jam segitu apa masih kurang siang?"

"Masih." Samping Angga bergeming pelan, Angga meliriknya sekilas.

"Biasakan disipilin! Pemuda Indonesia harus berkarakter!"

Angga Sayang Ibu✔️[Tamat]Where stories live. Discover now