16: Tidak Apa-Apa

2.3K 163 4
                                    

TANDAIN TYPO GUYS!!

Happy Reading...

Berangkat ke sekolah dengan wajah yang masih lebam, Angga mengenakan topi untuk sedikit menyamarkan rona wajahnya supaya tidak banyak orang bertanya-tanya.

"Eh Angga." Sapa Tiwi disaat melihat Angga masuk kedalam kelas.

Angga mengangguk membalas Tiwi.

"Jangan lupa piket Ngga." Ucap Tiwi dari ambang pintu, gadis itu sedang menyapu lantai.

"Baru juga dateng." Bahkan tas sekolah Angga masih bertengger di pundaknya.

"Kan gue bilangnya jangan lupa, bukan sekarang juga." Imbuh Tiwi.

"Males." Angga meletakkan tas di kursi seperti biasa, kemudian dia melenggang keluar mencari teman-temannya.

Dari bawah Samuel memanggil Angga. Anak itu melambaikan tangannya supaya Angga kembali turun ke lantai satu, padahal sekarang ia tengah berada di lantai tiga. Malas sekali rasanya jika harus menuruni tangga hingga lantai satu lagi.

"Pagi-pagi udah olahraga ginian." Beo Angga yang akhirnya menuruni anak tangga satu per satu.

"Komuknya jangan ditekuk terus dong babang Angga.." Abi menggeser kopi miliknya yang belum sempat dirinya minum.

"Tutor nekuk muka." Jawab Angga malas.

"Bener juga, muka kaga bisa ditekuk goblok." Gilang menoyor kepala Abi.

"Gini lho gue contohin!" Abi beranjak dari tempatnya.

Tanpa mempedulikan norma kesopanan, Abi memegang dagu Gilang kemudian jari jempol dan telunjuknya mencubit pipi lelaki itu hingga wajah Gilang menjadi tertekuk seperti yang Gilang bilang.

"Bang...sat!" Umpat Gilang menyingkirkan tangan Abi dari wajahnya.

Angga terkekeh pelan melihat kelakuan sahabatnya yang absurd.

"Nah guyu dong Maseeh." Dodi merangkul pundak Angga membuat Angga kembali tersenyum tipis.

"Gua gak kenapa-napa kalik." Ucap Angga.

"Lo semalam tidur kaga Ngga?" Tanya Samuel menyadari lengkungan hitam dibawah mata Angga.

"Cuma dua jam." Jawab Angga.

"Yaelah, ngapain lo nggak tidur? PS-an?" Tebak Abi.

"Insom."

"Insom insom, mikirin apa lo? Cewek?" Cerca Gilang.

"Oh iya gue kok kaga jadi cari cewek sih?" Jawab Angga dengan begitu polosnya.

Sontak Gilang yang mendengarnya tertawa keras.

"Lu pengen punya cewek Ngga?" Tanya Gilang setelah berusaha berhenti tertawa.

"Temen lu ini emang aneh." Cibir Samuel melirik Angga.

"Gak pengen sih, cuma pengen ngerasain aja."

"Sama aja dodol." Gilang memukul pundak Angga keras.

"Cewek model apa yang lo mau?" Dodi menimbrung.

"Gimana aja yang penting cantik."

.

Suara tangis anak kecil terdengar nyaring sampai di rumah tetangga.

Zeni. Gadis kecil berusia lima tahun itu menangis ketakutan melihat kedua orang tuanya saling berbicara dengan nada tinggi.

"Caranya kamu bangun lebih awal!" Bantah Panji.

Angga Sayang Ibu✔️[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang