21: Perjuangan Kenaikan Kelas

1.8K 145 16
                                    

Vote dari kalian membuat diriku senang, dan membuat seseorang senang bisa mendapatkan pahala lho, kuy klik bintang kiri bawah :) ☆

Love you all gyus!

Happy Reading...
Hari ini merupakan hari ke dua dilaksanakan Ujian Akhir Semester Genap. Baru empat mata pelajaran yang dikerjakan, masih banyak mapel menanti mereka di esok hari.

Sistem kebut semalam, hampir dilakukan kebanyakan siswa/i disaat menjelang ujian, selain materi yang mudah masuk, SKS dilakukan karena tidak sempatnya mereka mempelajari materi sebelum hari-H dilaksanakan.

Malas.

Faktor utama yang membuat hampir seluruh pelajar harus rela begadang demi mencapai target pembelajaran sesuai kisi-kisi.

"Namanya juga Ujian Kenaikan Kelas, materi semester satu sama semester dua masuk semua." Timpal Angga tanpa mengalihkan perhatiannya kepada buku tulis catatan yang tengah ia beri stabilo warna hijau.

"Niat amat lu Ngga, baru sejam kita selesai ujian udah belajar lagi ae." Rian dengan rokok di tangan kananya melirik Angga dengan tatapan malas karena anak itu malah belajar. Padahal ini sudah jam pulang, tapi Angga masih tetap berkutat dengan mapel ujian besok yang akan datang.

"Ngambis cuk, biasa kalau udah mepet babang Ang emang gak kenal waktu." Sindir Dodi.

"Emang besok mapelnya apa sih?" Tanya Samuel terlalu malas membuka kartu ujian miliknya.

"Kalau gak salah jam pertama mapel kimia, ya nggak Ang?" Dodi menggoda Angga yang tengah serius belajar.

Kebiasaan anak itu yang menyingkat nama panggilan Angga menjadi Ang. Sungguh, Angga tidak suka dengan sebutan aneh itu.

"Hm."

"Adek kelas samping gue tadi nyusahin banget, udah gue mumet kerjain punya sendiri. Malah dia nanya-nanya mulu." Ujar Gilang mengingat mereka berpisah ruangan.

"Sama, wes. Waktu lo kasih gue kertas isinya jawaban essai nomor tiga tadi jir, pengawasnya ngeliatin gua jancok. Gara-gara adkel samping gua tuh! Cuma ngelanturin kertas ae pake acara jatoh segala." Kesal Dodi.

"Oh pantesan pengawasnya nanya sama gue nomor absen sembilan siapa namanya." Komentar Angga yang duduk di meja depan sewaktu ujian.

"Serius?" Dodi membelakan matanya.

Angga mengangguk.

"Mampus lo Dod, nilai lo dikurangin. Udah jelek malah tambah jelek. Haha." Abi gencar mengejek Dodi.

"Bangsat."
...

Angga merasa menyesal, mengapa di sisa waktu sebelum ujian kemarin ia tidak menyempatkan diri mempelajari bab semester pertama. Kini ada banyak sekali materi yang harus ia pahami dan ia hafalkan untuk suksesnya ujian kali ini.

Nilainya pada ujian tengah semester kemarin juga menurun karena kesombongannya terlalu positif thinking bisa mengerjakan Ujian dengan belajar yang biasa-biasa saja tanpa extra dan les tambahan.

Waktu itu Angga masuk dalam peringkat sepuluh besar. Padahal prediksi remaja itu ia masuk tiga besar karena dalam sejarah hidupnya, baru tahun ini ia mendapatkan nilai sejelek itu. Tidak main-main cacian yang ia dapatkan dari Ayahnya, Panji. Lesti pun turut bertanya-tanya apa yang dilakukan anak sulungnya itu hingga nilainya anjlok banyak sekali.

Angga Sayang Ibu✔️[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang