☯︎00.01 Kakek? Apakah kau mendoakan ku agar...?

130 22 44
                                    

Hay semuanya, selamat datang di cerita kedua saya. Sama-sama transmigrasi, semoga suka. Jangan lupa share cerita saya ke semua orang.

h
a
p
p
y
r
e
a
d
i
n
g

"Tiann," seorang wanita memanggil nama anak dari kakaknya, dengan sedikit berteriak. Yang sedang duduk, terkulai lemas di sofa.

Seseorang yang mendengar panggilan tersebut langsung menjawab, tanpa merubah posisi nya yang sedang membaca koran.

"Apa?" jawabnya, yang masih fokus membaca koran.

01/01/2021

Tanggal, bulan, dan tahun yang tertulis di koran tersebut.

"Kesini sebentar, Bibi mau minta tolong!" jawab sang Bibi, dengan tanpa merubah posisi duduknya.

"Otwwww," membuang koran secara asal, dan langsung menuju di mana sang Bibi berada.

"Ada apa?" tanyanya, yang sudah berdiri di hadapan Bibi. Dia heran kenapa Bibi nya saat ini, seperti orang yang memiliki beban yang sangat amat berat.

"Tolong kuburkan, Yasha. Bibi tidak kuat melihatnya," jawabnya. Dan langsung menghapus jejak air matanya.

Yang di suruh hanya menguap, tidak minat. "Memangnya kenapa dengan, si Yasha?"

"Dia sudah tidak ada, tadi Bibi mencarinya. Ternyata sudah mati, kaki nya hilang satu!" jawab sang Bibi, dengan air mata kembali mengalir. Sambil menunjuk ke arah samping.

Sellin, yang melihat arah yang di tunjukkan Bibi nya langsung menutup mulutnya. Rasanya ingin sekali memuntahkan isi perutnya, yang sekarang sedang bergejolak melihat mayat hamster yang sudah kaku, dan darah kering di kulitnya.

Yah, Yasha adalah seekor Hamster, tanpa bulu.

"Tidak mau!" mana sudi dia menguburkan mayat Hamster, yang mirip sekali dengan tikus.

"Heh tidak boleh seperti itu, Yasha juga peninggalan dari mamah kamu. Seharusnya kamu menjaganya, bukan menelantarkannya." omel sang Bibi, yang ternyata bernama Anjani.

"Iya Bibi Jani, di belakang bukan?" Sellin pasrah jika sudah menyangkut nama orang tuanya.

"Bukan, di samping saja. Di belakang sudah banyak!" perintah nya mutlak.

"Baiklah,"

Sellin, sekarang sudah berada di samping halaman rumahnya. Menggali tanah dengan menggunakan skop kecil, untuk apa memakai cangkul, hanya untuk menggali lubang sekecil tubuh Yasha?

"Sekarang kau sudah tenang di alam sana bukan? Jadi seharusnya kau sudah bertemu dengan nya, titip salam untuk mereka." oceh Sellin yang sudah menguburkan mayat Yasha dengan sangat rapih.

"Lagian juga, untuk apa mamah memelihara binatang seperti kau? Tukang membuat onar, kau itu selalu berisik tau, apalagi ketika lomba lari. Kau sudah pasti akan kalah dengan si doggy tetangga sebelah!" lanjut Sellin yang masih mengoceh.

"Oh dengarlah, sepertinya sekarang sudah masuk waktu Dzuhur." Sellin yang mendengar adzan sudah berkumandang pun, langsung pergi begitu saja. Membiarkan skop tersebut, tergeletak di tanah. Dan meninggalkan gundukan tanah, tanpa permisi. YASHA 06

"Bibi di mana?" Sellin berteriak mencari keberadaan Bibi nya. Dengan tergesa-gesa, karena di melupakan sesuatu.

"Di dapur, sudahkah melakukan apa yang Bibi katakan? Jika sudah, cepat kemari kita makan siang terlebih dahulu!" sahut Anjani dengan sama berteriak.

A SHORT TRIP Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ