☯︎00.07 Keanehan...

27 9 1
                                    

Sekarang, Chelsea sedang berada di parkiran menunggu Calvin mengambil barang yang ketinggalan di ruang inapnya. Hari ini momen yang dia tunggu, dia sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah.

Dengan di temani Dara, Rully, Sebastian, Idrus dan Raditya, Chelsea terlihat antusias untuk pulang ke rumah yang dulu ketika dia bangun, sudah berada di sana.

Setelah Calvin datang, dia menyuruh Chelsea untuk masuk ke dalam mobilnya dan langsung melesat dengan kecepatan sedang menuju rumah yang ditempati Chelsea sekarang.

Sementara lima temannya, berada di belakang menggunakan motor sport mereka masing-masing kecuali Dara yang berada di motor Rully. Sebagai kakak yang baik, dia akan menjaga keselamatan sang adik.

***

Setelah sampai di depan rumah yang lingkungannya banyak di penuhi dengan pohon, dan hanya ada satu rumah di sana. Calvin juga terlihat tidak yakin, apakah Chelsea akan aman di tempat seperti ini dan apakah dia betah dengan lingkungannya.

"Akhirnya, dia pulang."

Calvin membawa koper yang lumayan besar, entah apa isi di dalamnya. "Kamu yakin, betah di tempat seperti ini?" tanya Calvin kepada Chelsea.

Dia bukannya menganggap buruk tempat tinggal Chelsea, hanya saja dia itu seorang perempuan dan tinggal di tempat seperti ini sendirian jauh sekali dari hiruk-pikuk penduduk.

"Yakin," balas Chelsea sambil mengangguk.

"Yasudah, saya tidak bisa berlama-lama di sini. Ini semua adalah sarat yang kamu ucapkan, semuanya ada di koper ini dengan beberapa tambahan," terang Calvin sambil menepuk koper yang dibawanya.

Chelsea mengangguk, "Baiklah terimakasih banyak, om. Senang bekerja sama denganmu," kata Chelsea sambil membungkuk sedikit.

Calvin terkesima dengan perilaku Chelsea, yang menurutnya tidak perlu dilakukan. Seharusnya dia yang melakukan itu, karena Chelsea sudah mau membantunya.

"Oh iya om, keadaan anak om bagaimana?" tanya Chelsea. Setelah sekian lama, Chelsea baru bisa menanyakan kabar putri dari Calvin itu.

Calvin terdiam sebentar dan menjawab, "Baik, operasinya berjalan dengan baik. Tetapi dia masih mengalami koma, dan untung saja kamu tidak mengalami hal seperti itu."

Chelsea menatap Calvin iba, dan dia dengan refleks langsung menepuk pundak Calvin yang tubuhnya sangat tinggi darinya, seolah memberikan semangat. Sementara Calvin, dia hanya diam.

Setelah sadar dengan sikapnya, Chelsea langsung menurunkan tangannya dan menatap Calvin dengan senyuman yang memperlihatkan gigi putihnya yang berjejer. "Maaf om, refleks,"

"Tidak masalah, saya harus cepat pergi. Dan kamu Rully, tolong bantu Chelsea." perintah Calvin kepada Rully, yang baru saja sampai di sana. Dan Calvin langsung masuk kedalam mobilnya, dan mengendarainya dengan kecepatan penuh.

Rully menghampiri Chelsea yang masih berdiri di deosn rumahnya, "Yakin mau tinggal di sini?" tanya Rully, yang membuat Chelsea menatapnya sebal.

Memangnya salah dia tinggal di tempat seperti ini, untung juga di mempunyai tempat pulang. Jika tidak, dia akan pulang ke mana?

"Yakin," balas Chelsea.

Chelsea membuka pintu dan ternyata tidak di kunci sama sekali, ketika sudah masuk kedalam Chelsea terdiam sebentar. Ada yang aneh dengan rumah ini, seharusnya lantainya penuh dengan debu bukan. Karena sudah beberapa Minggu tidak di tempati.

"Hey, rumahnya bersih. Tidak ada debu sama sekali," ujar Chelsea sambil membawa koper ke arah sofa.

"Ko bisa yah, padahal udah berminggu-minggu gak di tempati," timpal Sebastian yang heran dengan keadaan rumah ini.

"Iya, ini juga piring waktu lo makan masih ada. Tapi anehnya ko bersih yah?" tanya Raditya sambil menatap piring itu dengan seksama.

"Bahkan lantainya juga bersih," tambah Idrus yang berjongkok dan mengusap lantai yang di pijak nya.

"Memangnya kamu tinggal sendiri di sini, maksudnya mungkin saja keluarga kamu yang bersihin?" tanya Dara sambil melihat sekeliling.

"Sepertinya tidak, jika memang iya, kenapa mereka tidak menjenguk ku waktu di rumah sakit." balas Chelsea tenang.

"Aneh."

"Kalian duduk dulu, kita lihat ada apa di dapur," papar Chelsea dan mereka mengangguk dan langsung duduk di sofa yang sangat empuk ini.

Chelsea berjalan ke arah dapur, dan dia mendapatkan keanehan lagi. Seharusnya di sini juga berdebu, dan makanan nya berbau. Tetapi tidak, mie instan yang ada terlihat masih baru dan bumbu-bumbu dapur lainnya.

Dia membawa air Aqua dan 5 gelas, dan menaruhnya di meja, "Minum dulu, airnya aman dan tanggal kadaluarsanya masih lama,"

"Entah kenapa, semuanya terlihat aneh," kata Chelsea.

"Ya kan, gue kira bakalan berantakan. Ternyata enggak," balas Raditya setelah meneguk minumannya.

"Jadi, kita gak perlu beres-beres. Ya kan," timpal Sebastian sambil menaik turunkan alisnya.

"Benar, kalian tidak perlu melakukan hal itu. Karena semuanya terlihat baik-baik saja, kaliaj juga boleh pulang," terang Chelsea.

"Beneran, kamu gak papa tinggal di sini sendiri?" tanya Dara memastikan.

"Gak papa, nanti jika ada masalah aku kabarin kalian," jawab Chelsea yakin.

Mereka semua mengangguk, dan pamit untuk pulang. "Gue ngerasa aneh sama lingkungannya, lo hati-hati ya." kata Rully sebelum pergi dari sana.

Perkataan itu, membuat Chelsea merinding sendiri.

Memang aneh, kenapa rumah yang sudah kosong selama beberapa Minggu terlihat sangat bersih, seperti ada yang menempatinya ketika Chelsea tidak ada. Seharusnya ada sedikit saja debu yang menempel di perabotan, dan sarang laba-laba.

Sekarang Chelsea tidak akan berpikiran negatif, saat ini dia sedang sendirian. Chelsea membawa koper ke arah pintu yang di yakini sebagai kamar tidur, dan benar saja itu adalah tempat tidurnya. Tidak terlalu besar, dan aroma segar tercium di sana.

Chelsea duduk di pinggir kasur, berniat untuk membuka koper yang di berikan Calvin kepadanya. "Uang,"

Jantung Chelsea mungkin saja berhenti sedetik, setelah melihat isi kopernya. Di dalamnya terdapat uang berwarna merah yang bertumpuk, kunci mobil dan motor, sejumlah sertifikat, laptop, smartphone berlogo Apple, perhiasan, dan ada kunci yang tidak Chelsea ketahui.

Jadi, isi dari koper ini sangat amat berharga.

Setelah menutup kembali koper itu, dan menaruhnya dekat lemari. Chelsea berjalan ke arah meja belajar yang sangat sederhana, dia melihat buku catatan yang tergeletak di sana dengan pena yang berwarna merah.

Chelsea Qaniira M.

Tulisan itu berada di lembar pertama, Chelsea tidak asing dengan nama itu karena orang-orang memanggilnya dekat sebutan itu.

03/01/2022

Chelsea membulatkan matanya terkejut saat melihat tahun berapa sekarang, itu berarti dia berada di masa depan. Chelsea menyiapkan mentalnya untuk membuka lembar berikutnya, takutnya ketika di membaca akan di buat terkejut lagi.

03/01/2022-Saya akan pulang.

Chelsea langsung buru-buru menutup buku itu, dan tidak berani membacanya lebih lanjut.

Ngomong-ngomong, sekarang tanggal berapa? Dan apa yang di maksud, saya akan pulang? 

A SHORT TRIP Where stories live. Discover now