☯︎00.09 Hukuman...

26 7 0
                                    

"SURPRISE!" teriak semua orang yang berada di dalam kelas.

Chelsea mundur satu langkah, setelah mendapat kejutan yang tak terduga itu. Dia benar-benar terkejut dengan apa yang dia lihat. Mereka juga sama terkejutnya dengan Chelsea, karena melihat penampilan Chelsea yang sekarang.

Mereka terdiam, mereka semua dalam mode terkejut. Bahkan orang-orang yang mendengar teriakkan mereka, langsung mencari sumber suara karena sangking kerasnya mereka berteriak.

"Ini, beneran Chelsea?" tanya seorang gadis bernama Misya dengan bingung. Dia sedang memegang balon berbentuk hati.

"Kita gak salah orang kan?" tanya salah satu dari mereka bernama Rian, sambil melirik Dara.

Dara tersenyum, "Ya memang, ini Chelsea loh," ujar Dara membuat mereka kompak membulatkan matanya terkejut.

Chelsea tersenyum kikuk, dia bisa melihat kelasnya sangatlah berantakan gliter warna-warni dimana-mana, balon-balon kecil tak berurutan, bahkan ada kertas yang sengaja dirobek-robek menghiasi lantai kelas itu.

Pemuda yang memakai topi hitam itu mendekat ke arah Chelsea, "Ini beneran Chelsea kita?" tanyanya tak percaya. Dia bernama Padil.

"Iya, ini aku Chelsea," kata Chelsea sambil mengangguk.

"Memangnya kenapa, ada yang aneh ya?" lanjut Chelsea sambil bertanya.

Mereka semua kompak menggeleng.

"You are so beautiful," ujar gadis yang memiliki penampilan lebih rapi dari mereka, sambil membawa kue di tangannya. Namanya adalah Dinda.

"Ya, kamu cantik sekali," timpal pemuda yang bersandar di dinding dengan suaranya yang khas. Alam si paling Tampan.

"Lebih dari cantik, kamu semakin manis aja," lanjut gadis lainnya yang bernama Manda.

Chelsea terkekeh pelan mendengar hal itu, "Terimakasih atas pujiannya, dan ... atas sambutannya."

Mereka semua tersenyum, dan mulai merapat ke arah Chelsea. Dengan tangan masing-masing yang sudah memegang sesuatu.

"Selamat datang kembali, Chelsea Qaniira!" ucap mereka semua kompak. Para pemuda langsung melepaskan balon yang mereka pegang masing-masing, dan untuk para gadis mereka ada yang melemparkan sobekan kertas itu ke arah Chelsea dan ke arah atas.

Mereka semua terlihat gembira untuk hari ini, akhirnya murid MIPA4 sudah lengkap. Mereka sangat senang bahkan ada yang terharu sampai meneteskan air mata, kelas mereka akan lengkap seperti dulu. MIPA4 yang berjumlah 19 orang.

Kebersamaan inilah yang mereka harapkan, walaupun kejutannya tidak mewah tetapi keakraban dan kebersamaan inilah yang mereka inginkan.

"Kamu sudah sembuh?" tanya Dinda sambil meletakkan kue tersebut di meja guru.

"Ya, seperti yang kalian lihat. Aku sudah sembuh," jawab Chelsea sambil tersenyum tipis ke arah mereka.

"Tetapi, kenapa dengan mata kamu?" tanya Ceri dan semuanya mengangguk. Mereka ingin mengetahui kenapa mata Chelsea ada perbannya.

"Tidak apa-apa, ini hanyalah sebuah kecelakaan kecil. Mata ku baik-baik saja ko," balas Chelsea setenang mungkin.

"Benarkah? Kamu terlihat keren," gumam Alam pelan. Mereka menatap Alam sambil menggeleng, ada-ada saja ucapan dari sang Alam ini.

"Jika se--,"

"KALIAN INI, JAM PELAJARAN SUDAH DI MULAI. KENAPA MASIH RIBUT-RIBUT! DAN APA-APA INI, KENAPA KELAS KALIAN SANGAT BERANTAKAN?" teriakan yang menggelegar itu membuat semua orang refleks menutup telinganya masing-masing.

A SHORT TRIP Where stories live. Discover now