☯︎00.03 Mata, rambut, dan rumah sakit...

35 11 17
                                    

Tidak ada.

*****

Sellin menatap pria berjas dengan was-was, nafasnya memburu, dan tangannya tidak berhenti bergerak untuk melepas tali yang melilit tangannya.

Pria berjas mulai melangkah ke arah Sellin, dengan senyuman yang penuh arti. Sellin mencoba menatap para pemuda, dan meminta tolong, tetapi mereka telah di todongi pistol oleh para bodyguard.

Sellin kalut, dan hanya pasrah apa yang akan terjadi berikutnya.

BRUK!

Mereka membulatkan mata kaget, setelah melihat apa yang di lakukan oleh pria berjas.

Dia, berlutut di hadapan Sellin dan menatap kosong ke arah bawah. Sellin yang kaget, hanya mampu mengedipkan matanya secara cepat.

"Maaf!" ucapan itu keluar dari mulut pria berjas. Dan langsung mendongak ke arah Sellin, dengan raut wajah yang sudah berubah drastis. Yang tadinya tidak ada ekspresi, sekarang menunjukkan ekspresi yang memohon dan juga ketakutan.

Suasana hening seketika, para bodyguard juga sudah tidak menodongkan pistol ke arah mereka. Dan mulai menatap bos mereka, dengan tatapan yang berbeda-beda.

Sellin juga sama, di kaget bukan main. Dia kira, akan mendapatkan pukulan atau bahkan tembakan. Tapi ternyata tidak, dia hanya mendengar permintaan maaf. Jelas, itu membuatnya tidak mengerti.

Pria tersebut menghela nafas sebentar, sebelum berucap. "Saya meminta maaf karena sudah membuat keributan, terutama kepada kalian berlima. Saya di sini hanya ingin meminta," terangnya dengan suara yang bergetar, karena menahan tangis.

Mereka semua yang ada di sana di buat kaget lagi, setelah mendengar perkataan tersebut. Apalagi para bodyguard.

"Meminta?" Sellin mengerutkan keningnya bingung.

"Ya, saya ingin mata kamu." Sellin begitu kaget, dan menatap pria tersebut dengan ngeri.

"M-maksudnya?" Sellin tergagap mengucapkan kata tersebut.

"Saya mohon, mata kamu persis sekali seperti mata anak saya. Anak saya mengalami kecelakaan, dan saraf mata kirinya rusak, sehingga membuatnya buta secara permanen." ujarnya kepada Sellin yang masih menatapnya dengan ngeri.

"Satu mata?" tanya Sellin secara spontan dan di anggukan kepala dari pria tersebut.

Oke, Sellin tidak bisa berkata-kata lagi. Maksudnya, satu mata? Heyy, itu sangat keren mungkin saja orang yang memiliki satu mata akan menjadi baja laut bukan?

Mengarungi samudera yang luas, dan mengelilingi air yang ada di bumi. Mendapatkan hewan langka, bisa juga mendapatkan harta Karun.

Pemikiran Sellin terlalu kekanak-kanakan, tapi bagaimana jika kalian di posisi Sellin. Mungkin sudah menangis, berteriak dan juga pingsan.

"Bagaimana?" ucapan itu, membuat Sellin sadar kembali dari pemikiran konyolnya dan menggelengkan kepalanya pelan.

Sellin berpikir sejenak sebelum menjawab, "Ada syaratnya, tidak gratis." final Sellin tegas.

Mereka yang berada di belakang, meneguk ludah mendengar nya.

"Baik, apapun itu syaratnya saya akan penuhi." jawab pria tersebut mengangguk mantap.

Sellin mulai dilema, apakah dia salah mengambil keputusan atau tidak?

Sellin memejamkan mata sejenak, mencoba untuk berpikir positif dan menenangkan hati juga pikirannya, supaya lebih tenang dan tidak salah mengucap.

A SHORT TRIP Where stories live. Discover now