32. Ketika Dia Menyesal

1.2K 69 12
                                    

"Ayah, kenapa Siena punya ibu?"

Kasa berdiri di tengah jalan, menghalangi Junior yang akan masuk ke kamar. Dia menatap ayahnya yang tinggi menjulang penuh harapan. Tubuhnya yang mungil membuatnya harus mendongak.

Junior mengerutkan kedua sudut bibirnya saat sebentuk jejak kepahitan mulai merebak di wajah putranya.

Dia jadi begini karena datang ke acara ulang tahun Siena akhir pekan lalu. Dia memiliki keluarga yang utuh. Ada ibu dan ayah. Mereka meniup lilin bersama.

Yugo pernah bilang kalau Junior harusnya sesekali mengizinkan agar Kasa mengadakan ulang tahun di rumahnya. Supaya dia bisa merasakan bagaimana memiliki keluarga yang utuh. Walaupun bocah satu itu hingga detik ini hanya mengenali Yugo sebagai pamannya.

Tawaran itu tidak pernah disetujui Junior. Sekalipun Kasa bukan anak kandungnya, dia sudah mengambil alih sepenuhnya untuk anak itu. Dan Junior tidak mau kalau sampai nanti Kasa lebh merasakan kasih sayang ayah dari Yugo.

"Kasa, ayah capek. Kerjaan ayah ini sudah banyak." Junior ujung-ujung yang mengalihkan pembicaraan karena dia tidak mau menjelaskan apa pun.

"Ayah selalu kayak gini. Ayah nggak mau bilang apa-apa." Sepasang matanya mulai basah. Dia terus menyerahkan ayahnya karena tidak bisa memberikan jawaban.

"Kasa keluar dulu, Ayah lagi nggak mau ngomong."

Junior kali ini tidak main-main karena dia benar meminta rasa untuk keluarga kemudian menutup pintunya rapat-rapat.

Sebenarnya bukan cuma Kasa yang ingin mencari di mana Mahes. Junior juga membutuhkan gadis itu. Meski pernikahan mereka di atas kertas, dan mungkin saja tidak pernah sah secara agama atau hukum, satu hal yang pasti. Junior tidak pernah menceraikannya.

Tapi, Mahes menghianatinya. Tidak seorangpun bisa tahu bagaimana perasaan Junior yang sangat sakit

Kasa tersedu sedan sendiri. Asih melihatnya, dia lakukan sesuatu menenangkan anak itu.

"Den Kasa, sini makan puding sama Bibi." Asih lama banget puding buah dari lemari es. Duduk di samping Kasa.

"Nggak mau!" Merajuk lagi Kasa karena Junior tidak mau menceritakan Seperti apa ibunya. Angela istrinya yoga bilang kalau semua anak di dunia ini pasti punya ibu. Berarti, Kasa juga punya ibu.

"Eh, kok gitu." Asih menggelitik. Dia coba untuk membuat bocah satu itu kembali ceria.

"Siena punya ibu. Dia ulang tahun dengan ibunya. Papa Yugo bilang Kasa juga punya ibu kalau mau ikut dengan dia."

Salah satu alasan yang membuat Junior kesal beberapa hari ini adalah Yugo melanggar janjinya. Sebelumnya, mereka sudah sepakat kalau laki-laki itu tidak akan bicara apa-apa. Tapi dia malah mempengaruhi pikiran Kasa sampai anak itu terus merengek.

"Sini." Asih menarik Kasa, memangkunya. Diusapnya kepala bocah itu sembari menceritakan hal hal baik tentang Junior ayahnya supaya dia merasa baikan.

Saat keadaannya sudah lebih tenang, Asih membujuk dengan hal yang sudah pasti Kasa sukai."Den Kasa itu punya ibu, nanti pasti bisa ketemu dengan ibu. Sekarang makan puding dulu, ya."

"Den Kasa sayang sama ayah?"

Kasa mengangguk. "Sayang, Bi."

Asih mengukir senyum. "Kalau sayang, Den Kasa jangan terus-terusan tanyain soal ibu ya. Karena ayah itu pasti sedih."

Hari demi hari dilewati, Sampai tidak terasa sudah satu bulan berlalu. Sejak Asih bilang kalau Junior bisa merasa sedih jika Kasa menanyakan tentang ibunya. Suasana rumah semakin lama semakin terasa dingin.

MaheswariWo Geschichten leben. Entdecke jetzt