Bab 38

9K 786 69
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

***

Braak!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Braak!!

“Maksud kamu apa sih, La?”

Alangkah terkejutnya Laila, baru beberapa langkah ia menaiki anak tangga menuju Ndalem. Ia dibuat terkejut dengan Mecca yang baru datang lalu melempar sebuah kotak kardus diujung tangga.

Laila berbalik, ia kembali turun ke bawah untuk menghampiri Mecca yang berdiri dibawah.

“Ada apa sih, Ca? Kok datang langsung marah gitu?”

“Kamu nggak usah pura-pura lagi deh, La. Ternyata kamu busuk banget ya, kamu pikir aku akan takut dengan ancaman rendahan kamu itu, nggak akan. Ternyata cuman dimulut kamu doang yang ikhlas, sebenarnya kamu masih berharapkan sama ustadz Ali makanya kamu neror aku kayak gitu, iya kan?”

Laila benar-benar tak mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh Mecca. Dan apa isi kotak kardus tersebut sehingga membuatnya marah seperti itu.

Laila membuka kotak kardus tersebut untuk melihat isinya, betapa terkejutnya dia ketika melihat foto Mecca yang sudah dilumuri darah.

“Astaghfirullah,” kaget Laila.

“Jelasin sama aku maksud dari semua ini apa?” tanya Mecca.

“Maksud apa sih, Ca? Aku nggak ngerti?”

“Kamu nggak usah pura-pura lagi, Laila? Ini ulah kamu ‘kan? Kamu sengaja nakut-nakutin aku dengan ini semua supaya aku relain ustadz Ali buat kamu, iya kan? Itu tujuan kamu ‘kan?” Laila menggeleng, kenapa Mecca selalu mengira dia ingin merebut ustadz Ali darinya.

“Nggak, Ca? Aku nggak pernah punya niat yang seperti itu? Aku benar-benar nggak tahu sama ini semua,” sela Laila yang benar-benar tidak tahu dengan semuanya.

“Bohong! Kamu itu pembohong besar Laila! Aku tahu kalau semua ini ulah kamu demi memisahkan aku dari ustadz Ali, ‘kan?” Mecca berteriak sehingga keduanya menjadi pusat perhatian.

Bahkan Maryam yang ada di dalam Ndalem pun ikut keluar setelah mendengar suara keributan di luar.

“Ada apa ini?” tanya Maryam.

“Ada apa ini, Mecca?” Ustadz Ali juga muncul, ia berdiri di samping Mecca.

“Ustadz,” lirih Mecca yang langsung memeluk ustadz Ali.

Sujud Terakhir [End]Where stories live. Discover now