Chapter 25 || Bertemu Keluarga Thomas

4.3K 541 192
                                    

Emot buat mereka?

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Emot buat mereka?

Selamat sore....

Gimana kabarnya?

Nungguin Babang Tamvan nongol? Yuk koment salam dulu.

Sebelum lanjut baca yuk pastikan dulu follow Unianhar, tekan ☆ dipojok kiri bawah, komentar (wajib apalagi kalau ada typo)

_________________

Pertemuan Rimba dan Sagarha di negara tetangga berlangsung aman. Setelah saling senggol akhirnya mereka sepakat menyimpan rahasia masing-masing. Rimba pulang bersama Nuan dan Gaza dengan jet sementara Sagarha pulang menggunakan pesawat komersial di mana Inez bertugas.

Setiba di Soetta mereka langsung terbang ke Bogor menggunakan helikopter yang sama ketika mereka berangkat. Sempat Rimba menawarkan mampir ke Penthouse-nya tapi Nuan menolak, besok Gaza harus sekolah.

Rimba tetap bolak-balik Bogor guna berkumpul bersama istri dan anaknya. Menemani Gaza bermain semakin mendekatkan hubungan mereka. Lalu dengan Nuan masih seperti biasa.

Kemarin dan hari ini Rimba absen ke sana karena hari ini syukuran delapan bulanan istri Saka. Rimba meminta Nuan datang tetapi wanita itu menolak. Ia belum siap. Nuan tidak memungkiri ingin bertemu keluarga besar pria itu dari pihak ayahnya.

"Non."

Nuan tersentak di tempat duduknya ketika memandang keluar jendela. Ia menoleh pada Bibi Marda yang meletakkan beberapa baju sehari-hari Gaza di atas ranjang, di samping tas ransel yang sudah diisi beberapa barang.

"Apa ini cukup?" tanya Bibi Marda hendak memasukkan ke dalam tas.

Dirinya dan Gaza cuma pergi sehari tapi wanita paruh baya itu menyiapkan seolah mereka akan pergi seminggu. Hari ini mereka akan ke Jakarta menghadiri fanmeeting Akash besok pagi, sepupunya itu terus menelepon agar Nuan datang bersama Keyla dan Naomi. Dengan iming-iming memberikan tas keluaran Chann*l tentu ketiga wanita mata duitan itu tidak ingin melewatkan.

"Yang ini sama ini disimpan aja, Bi. Gaza udah nggak muat."

"Ini baru dibeli, kan? Bibi nggak nyangka Gaza tumbuh cepat." Bibi Marda terharu, kembali memisahkan pakaian yang Nuan maksud.

Nuan lebih terharu menyaksikan langsung pertumbuhan anaknya sejak bayi sampai tiga tahun. Tidak mudah untuk sampai dititik ini. Nuan berharap tetap menyaksikan pertumbuhan Gaza sampai dewasa. Kira-kira wajahnya akan mirip Irgo tidak ya? Sekarang saja Nuan melihat anak itu seperti melihat Irgo versi mini.

Mulut Nuan terbuka menghela napas. Saluran pernapasnnya seperti terhimpit sesuatu yang Nuan sendiri tahu itu apa. Keinginan bertemu Abang-nya sedang menyerang. Andai Irgo masih hidup pasti hidupnya tidak semenyedihkan ini. Andai kedua orangtuanya masih ada ia tidak akan terombang-ambing. Dan kalau saja Gaza tidak selamat waktu itu apa mungkin Nuansa masih hidup sekarang?

POSITIONS (Tamat)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora