Chapter 49 || Akad (Tamat)

4.7K 360 54
                                    

Selamat malam, apa kabar?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat malam, apa kabar?

Lama ya nggak ketemu Babang Rimba sama Nuansa, kangen nggak?

Emot buat pasangan ini dong?

Seperti biasa jangan lupa follow Unianhar, VOTE (tekan bintang pojok kanan bawah), komentar dan share cerita ini biar lebih rame. Makasih 😚

_

___________

Hari ini Nuansa dan Rimba pindah ke Jakarta. Sebelum meninggalkan kota itu mereka mampir membeli tiga buket bunga untuk dibawa ke suatu tempat. Mobil Rimba melewati pagar yang terbuka lebar, melaju sedang membelah lahan hijau nan asri di atas aspal. Sejauh mata memandang hanya ada beberapa pohon di pinggir jalan, ratusan gundukan tanah ditumbuhi rerumputan hijau, ada nisan sebagai tanda siapa yang beristirahat di bawah sana.

Nuan menahan napas memandang ke arah gundukan yang terlihat kecil. Jantungnya seolah diikat besi panas tidak mengizinkan untuk memompa darah mengalir ke sekujur tubuh. Ia menurunkan kaca meraup oksigen ketika pernapasannya terhimpit. Irama jantung melambat, bibir memucat, keringat membanjiri kening, tubuhnya panas dingin. Rimba mengeratkan tautan tangan mereka, menginjak rem berhenti di belakang mobil pengunjung berjejer di depan.

Rimba melepas seatbelt guna menghadap Nuan sepenuhnya, meraih wajah wanitanya untuk menatapnya. Sesaat Nuan lupa cara bernapas, memandang Rimba kosong seolah tidak ada kehidupan di matanya. Tangan Rimba naik ke kepala Nuan, bergetar. Menarik napas berat melihat luka di sorot itu. Nuan tersenyum menggigit bibir menggeleng menunjukkan jika ia tidak apa-apa.

Ketukan kaca menarik pandangan mereka untuk keluar. Di pintu belakang tepat di mana Gaza duduk seseorang berdiri masih mengetuk. Ketika kaca turun, pria itu merendahkan tubuhnya melihat ke dalam mobil melambai ramah.

"Papa Lingga!" seru Gaza antusias. Ketika Gaza berkunjung ke rumah Thomas, anak itu dibiasakan memanggil om-omnya papa.

Lingga terkekeh menarik pintu membantu Gaza keluar. Bibi Marda pun menyusul meninggalkan Nuan menatap bingung tujuh mobil di depan mereka. Kenapa keluarga Thomas ada di sana?

"Mereka tahu kita ke sini jadi mereka ikut." Rimba menjawab pertanyaan di mata Nuan.
Pagi-pagi sekali keluarga itu menyempatkan waktu berziarah ke makam orangtua dan abang Nuan.

Nuan mengangguk tersentuh melihat mereka jauh-jauh datang mengunjungi mama, papa dan abangnya. Rimba mengajak Nuan keluar membawa tiga buket bunga menghampiri mereka yang sudah menunggu dari tadi.

Ada Aryan, Bella, Arham, Pricillia, Ily, Axel, Lingga, Vania, Jessie, Saka dan Sagarha. Mereka semua kompak mamakai baju putih. Nuan menyalami mereka. Bella memeluk Nuan erat, tak kuasa menahan air matanya. Nuan masih tegar, tersenyum seolah semua baik-baik saja. Semua tahu tidak ada yang baik-baik saja kehilangan orangtua dan saudara.

POSITIONS (Tamat)Where stories live. Discover now