Chapter 36 || Bertemu Nini

3.5K 465 172
                                    

Emot buat Nuansa dan Rimba?

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Emot buat Nuansa dan Rimba?

Kangen gak sama cerita mereka? 🤭 maapin authornya lagi mode mager akhir-akhir ini hehehe

Sebelum lanjut baca pastiin follow Unianhar, vote dan komentar sebanyak-banyaknya. 😁 Makasih buat kalian yang sering koment dan vote, makasih juga tetap nunggu cerita ini update meski gak tau kapan hahaha

_______

Pesawat penerbangan Internasional Indonesia-Singapura kini mendarat di Soekarno-Hatta. Memastikan penumpang sudah turun semua tanpa ada barang tertinggal, aircrew bersiap meninggalkan pesawat. Inezha masih berkemas sembil melirik Emi yang berkaca, menenteng mini kopernya menyusul rekan mereka yang lain.

"Nez, belakangan kamu agak diam, ada masalah?"

Hampir seminggu Inez tidak seperti biasa. Memang tidak ada perubahan yang mencolok, tapi sebagai orang yang lebih dekat, Emi menangkap ada yang ganjal. Inez sering murung, tatapannya kadang kosong dan tidak fokus.

Inez menarik resleting kopernya, berbalik menatap Emi yang penasaran. "Nggak yang ada serius, Em."

"Hm, nggak ada yang serius tapi nggak fokus layanin penumpang," sarkas Emi berbalik memunggungi. Tepat di depannya pilot dan co pilot melintas, mereka sempat menoleh. Kedua wanita itu menunduk memberi hormat. Rekannya yang lain mengikuti.

Mereka berjalan paling belakang. Inez tidak menampik kesarkastikan sebab Emi benar. Ia tidak tahu hubungannya dengan Sagarha akan berdampak pada keprofesionalannya. Tidak bertemu beberapa hari ia rindu, tapi di sisi lain ia masih belum bisa melupakan pertemuannya dengan Rasya Sialan itu.

Inez sudah pernah bilang akan memaafkan Sagarha tapi tidak bisa lupa kejadian di mana wajahnya dilempari kotoran. Semua orang mencium baunya. Ketika ada orang yang membahasnya, rasa benci Inez kembali timbul seperti saat itu. Ia mencintai Sagarha, juga membencinya. Bukannya dendam hanya saja anxiety-nya muncul lagi. Tidak ada yang tahu semenjak hari itu Inez ketakutan, cemas dan panik bertemu dengan tetangga, seberapa tebal mukanya menanggung malu, seberapa kuat bahunya kala cibiran dan hinaan menghantamnya. Karena tidak kuat Inez memilih menjauhi mereka.

Bertahun-tahun Inez menyembuhkan traumanya. Setelah merasa lebih baik, ia kembali. Memaafkan Sagarha yang tulus mengakui kesalahan dan memberi kesempatan dirinya kembali bermimpi bersama pria itu. Ia mencintai orang yang menjadi penyebab anxiety-nya. Inez bukannya tidak tahu kalau sedang memeluk duri.

"Aku masih bisa profesional, Mi, kamu nggak perlu khawatir."

"Serah kamu aja, Nas, penerbangan selanjutnya jangan kayak gini lagi, kalau ada yang laporin bisa kena SP kau!" Sebagai teman baik Emi hanya ingin memperingati. Inez baru pindah, jangan sampai dipindahkan lagi.

POSITIONS (Tamat)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora