Pertaruhan

110 11 2
                                    

POV - Nada Nanda

Menunggu memang tidak pernah menyenangkan. Mungkin beberapa dari kalian setuju akan hal itu, aku pun juga sama, sangat benci dengan menunggu.

Biar pun hanya menunggu sekitar 1-2 jam, tapi rasanya sudah seperti berhari-hari lamanya. Terlebih saat itu aku gak tau harus ngapain, cuma bisa bengong menatap langit-langit sembari mengeluh ke tuhan, "Gini amat nasib gua."

Alhasil daripada aku cuma diem aja kayak Pemerintah ketika memberantas Korupsi, aku memutuskan buat mempelajari lagi kehidupan Nando dan orang-orang disekitarnya, mulai dari sosial media, chat WhatsApp, foto, dan bahkan rekaman video. 

Aku menelusuri itu semua guna mempelajari sifat, serta watak dari Nando Fernando. Karena hal itu pastinya akan lebih berguna daripada cuma duduk diem doang.

Perlu kalian ketahui kalau aku itu sangat benci berdiam diri dan gak ngapa-ngapain seperti ini. Hal itu tentu saja dipengaruhi dengan apa yang aku lihat dari ibuku dulu.

Sejak aku kecil, aku selalu melihat ibuku selalu bekerja tanpa henti. Mulai dari terbitnya matahari sampai matahari itu terbenam, dia selalu saja bersemangat dalam bekerja, gak pernah tuh terlihat sedetik pun wajahnya murung di depanku. Itulah yang mendasari rasa benciku dengan orang yang tidak melakukan apa-apa.

Setelah penantian yang cukup panjang dan melelahkan, akhirnya Nando menunjukan batang hidungnya juga.

Tepat pada pukul 13:00 WIB dia memasuki restoran junk food.

Niat awalnya aku ingin langsung menghampiri Nando, tapi gara-gara melihat tampilan dia yang kayak orang habis check-in, membuatku jadi malu sendiri anjir!

Nyatanya bukan cuma aku saja yang merasa tampilan Nando itu aneh, semua pengunjung yang ada di sana pun berpikiran sama denganku. Mata semua para pengunjung pun bahkan hanya terfokus kepada Nando yang dengan santainya memasuki restoran.

Bayangin aja, seorang wanita muda secantik itu pergi ke restoran dengan hanya menggunakan piyama yang kelihatan sangat lusuh, belum lagi rambutnya yang acak-acakan itu! Jangan-jangan di mukanya juga masih ada bekas iler lagi... Ih... Gak banget.

Haduh... Ingin rasanya aku samperin dia dan teriak langsung di depan mukanya Nando dan teriak, "Mbak minimal kalo mau kesini tuh mandi!" Sumpah ngeselin banget ngeliatnya! Risih tau gak sih.

Bagian terburuknya adalah, itu tubuhku sendiri! Mungkin sedari tadi aku belum sadar karena jarak antara aku dengan Nando yang cukup jauh, tapi sekarang karena jaraknya semkain dekat aku jadi semakin merasa aneh. Aneh karena ngeliat tubuh kalian sendiri berjalan mendekati kalian!

Aneh, malu, kesal, pusing, semua menjadi satu. Aku bahkan gak tau harus ngapain saat itu. Yang jelas saat itu aku merasa belum siap buat nemuin tubuhku sendiri. 

Alhasil itu membuatku untuk kabur, berlari menuju kamar mandi. Seperti biasa, kamar mandi adalah tempat paling bagus untuk bersembunyi.

Tapi seperti yang kalian tau, karena aku juga belum lama bertukar tubuh, jadi secara gak sengaja aku malah kabur ke kamar mandi cewek, dan ya... Boom seketika aku langsung diteriaki oleh para cewek-cewek yang berada di dalam kamar mandi.

Gara-gara diteriakkan satu kampung, tentunya itu membuatku menjadi langsung panik dong! Dari pada kena masalah, aku pun dengan cepat secepat tukang parkir mini market, kabur meninggalkan kamar mandi cewek.

Bodohnya, bukannya kabur ke luar, aku malah kabur ke kamar mandi cowok.

Seketika aku langsung disajikan oleh pemandangan yang merusak kesucian mataku ini.

Dengan kedua bola mata mataku (Nando) yang masih suci ini, aku melihat sekumpulan cowok-cowok sedang berdiri sembari buang air kecil.

Gara-gara hal itu, kali ini bukan mereka yang panik, tapi aku! Aku langsung teriak sekencang-kencangnya yang mana hal itu ngebuat cowok-cowok yang tadi sedang buang air kencing juga ikut teriak ketakutan.

Loh Kok Ketuker?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang