Tumbang

4.5K 319 42
                                    

.
.
.
.

" Udah enakan belum?" Yuna memijat lembut punggung Jay yang tengah tidur telungkup di atas ranjang.

Semalam bapak dua anak itu merasakan seluruh badannya sakit dan sedikit lebih panas dari biasanya. Berakhir waktu kedua anaknya sudah tidur, Jay menelpon Yuna dan menangis karena demam disertai pusing.

Dan malam itu juga Yuna langsung berangkat ke rumah anak bontotnya. Pagi tadi, kedua cucunya kaget akan kehadiran dirinya. Akhirnya dikasih tau kalo daddy nya sakit.

Masalah kantor dipegang Surya sementara sampe Jay sembuh.

" Pusing banget" gumam Jay dengan suara serak. Badannya lemes banget dan gak ada tenaga sama sekali.

" Kebanyakan lembur jadi gini nih. Kamu kalo lembur minimal sampe jam 11 lah jangan sampe pagi. Badan kamu juga perlu istirahat gak bisa dipaksa terus. Makan juga yang teratur jangan minum kopi mulu bisanya. Makan ga nyampe sejam atau bisa sambil kerja biar tuh perut gak teriak minta diisi" cerocos Yuna.

Memang akhir-akhir ini Jay sering banget lembur. Yang seharusnya pulang jam 4 sore malah kebablasan sampe jam 9 malem. Dirumah lanjut kerja lagi sampe gak interaksi sama anak-anaknya.

Jay memejamkan matanya menikmati elusan tangan Yuna di pundaknya. Kepalanya yang pusing juga ikut dipijit juga biar gak terlalu pusing.

" Abis ini makan terus minum obat. Mama mau masak sekalian makan siang buat anak-anak" ucap Yuna lalu beranjak dari ranjang dan menuju dapur.

Jay kembali tertidur usai sang mama menutup pintu kamar.

👑


Kelas Joe lagi jam kosong karena ada rapat mengenai study tour yang akan dilaksanakan sebentar lagi. Beberapa ada yang ke kantin, ke kelas sebelah, dan ada juga yang berada di kelas.

Sementara Joe and the geng lagi mainan mencet gigi buaya dikelas ditemenin cemilan yang abis dibeliin sama Nathan dan Yoga.

" HAHAHAHAHAHA Rendi di caplok lagi" suara tawa Haikal menggema sampe keluar kelas.

" Ish, ini gara-gara lo mencet dua tadi" protes Rendi.

" Ih gak ada ketentuan mau satu atau sepuluh yang penting gak kena caplok" Haikal menjulurkan lidahnya ke arah Rendi. Tanpa basa-basi tangan Rendi sudah mendarat di kepala Haikal.

" Udah, Kal. Bisa-bisa lo ditelen hidup-hidup sama Rendi yang kesabarannya kayak kertas hvs" sahut Joe.

" Berarti 70 gram?."

" Nggak keberatan emang? Kan ada yang lebih tipis lagi" ucap Yasha.

Rendi mendengus, " terusin aja sampe gue tarik usus lu!."

" Ngerii" lirih Joe sembari melirik Nathan.

Setelahnya tidak ada yang berani membuka suara Yoga yang lagi makan chips. Rendi sendiri sibuk dengan ponselnya. Haikal yang tidak tahan dengan kesunyian ini pun mulai mencari topik.

" Pulang sekolah kerumah gue mau gak?" ujar Haikal.

" Ngapain?" tanya Yoga.

" Makan-makan lah, kebetulan kak Ten ada dirumah."

" IHH MAU!!!!."

" Kak Ten siapa?" Yoga bingung.

Haikal menepuk keningnya, ia lupa jika Yoga tidak tahu sepupu papihnya itu. Sementara ketiganya sudah tahu dan kak Ten paling suka sama Joe gak tau kenapa.

Daddy Jay's FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang