Double Kill

3.2K 354 16
                                    

.
.
.
.

Jayden bangkit perlahan dari ranjang setelah memastikan si bungsu tertidur. Ia menutup gorden guna menutupi sinar matahari yang sangat silau siang hari ini.

Cklek...

" Jeje, dokternya udah dateng" ucap Yuna pelan setelah membuka pintu.

" Suruh masuk aja."

Yuna mempersilahkan dokter tersebut masuk ke dalam kamar. Jay berjabat tangan dengan dokter tersebut sembari tersenyum.

" Jadi, gimana mas?" tanya dokter tersebut.

" Kayaknya sih alerginya dok, tapi saya gak tau pasti soalnya kakaknya telpon tadi juga gak jelas" ujar Jay.

Iya, tadi tiba-tiba Jay mendapat telpon dari anak sulungnya kalo Joe sesak napas disekolah. Jay panil dan langsung jemput aja bawa pulang sekalian panggil dokter. Kalo dibawa kerumah sakit nanti ngamuk.

Dokter pun mulai memeriksa ruam yang berada di tangan Joe. Lalu mulai menempelkan stetoskop ke dada Joe.

" Iya ini alergi, saya kasih resep nanti ditebus di apotik ya. Lumayan agak parah ini, kalo bisa ini dipakaikan baju yang kainnya adem ya, mas" ucap dokter.

" Iya, nanti biar diganti."

" Sama dipakein minyak angin di dadanya atau inhaler lebih baik, biar napasnya lebih lega lagi. Tadi udah dikasih oksigen?" tanya dokter.

" Udah tadi di sekolah" jawab Jay.

" Oke, kalu begitu tinggal menghilangkan sesaknya sedikit."

" Iya, dok."

" Ini resepnya ya, mas" dokter itu memberikan secarik kertas kepada Jay.

Jay menerima kertas tersebut, " iya, makasih dok."

" Sama-sama, mas. Kalo gitu sama pamit" dokter itu memgulurkan tangannya.

Jay membalas uluran tangan tersebut, " mari, saya antar dok."

" Iya, boleh" dokter tersebut keluar dari kamar Joe dan mengkuti Jay dibelakang.

Tak sengaja berpapasan dengan Yuna yang tengah membawa secangkir teh hangat yang baru saja dibuatnya.

" Dok, diminum dulu teh nya" ucap Yuna sembari meletakkan teh diatas meja.

" Gak usah repot-repot, bu."

" Gak papa kok, dok. Diminum dulu, sama suami saya mau konsul gula darahnya."

" Oh iya, bu, yaudah saya minum ya tehnya sambil nungguin pak Surya" dokter tersebut meminta izin untuk duduk di sofa.

" Iya, dok, silahkan" balas Yuna dengan senyuman. Lalu ia pergi untuk memanggil suaminya yang berada di halaman belakang.

" Kalo gitu saya tinggal ke kamar lagi ya, dok. Takut anak saya nyariin" pamit Jay.

Dokter itu menagngguk sembari menyesap teh buatan Yuna yang sangat nikmat dan tak pernah berubah. Beliau adalah dokter langganan keluarga ini jadi sudah tidak heran lagi jika mereka sudah memanggil jasanya.

Jay keluar lagi dengan jaket dan topi hitamnya. Dia mau nebus resep obat ke apotek biar gak lupa.

" Maaa! Nitip Joe, Jeje mau ke apotek" teriak Jay.

Daddy Jay's FamilyWhere stories live. Discover now