20. Itu Rumahnya

8.3K 1.2K 113
                                    




Kediaman keluarga Ryan di Serang.

Sudah dua hari Ryan berada di rumah orangtuanya di Serang. Ryan berencana menghabiskan waktu satu minggu di rumahnya. Hari ini dia melihat Mama Kana bekerja di rumah tantenya yang berada tepat di sebelah rumah orang tuanya. Ryan mencoba menegurnya sebelum memberi titipan Kana untuknya.

Bukan main terkejut Asih saat mendengar pengakuan Ryan bahwa dirinya bertemu dengan Kana. Lebih terkejut lagi saat Ryan menceritakan bahwa Kana juga kuliah di tempat yang sama dengannya di Jakarta.

Tapi tampaknya Asih masih menyimpan kekesalan terhadap anak keduanya tersebut. Tidak ada sama sekali kebanggaan yang tersirat dari ekspresi wajahnya mengenai kabar Kana sekarang.

"Jadi Tante bohong dong soal Kana. Dia bilang dia nggak menikah diam-diam seperti yang Tante ceritakan ke orang-orang di sini," ujar Ryan.

Asih tampak gusar.

"Dia bekerja di warteg, lalu bekerja di panti jompo, mengumpulkan uang untuk sekolah ... dan sekarang kuliah sama sepertiku," ujar Ryan lagi. Dia amati wajah Asih yang masih terlihat tidak terima disebut pembohong oleh Ryan.

"Kamu tau apa? Coba kamu pikir kenapa dia nggak berani menunjukkan dirinya ke sini lagi,"

Ryan mengernyitkan dahinya. Dia tidak habis pikir bahwa Mama Kana ini sangat tidak menyukai putri kandungnya.

"Tante masih menyutupi aib yang sebenarnya," desis Asih pelan.

Ryan mendelik heran.

"Dia telah menggoda suami kakaknya di awal-awal pernikahan. Dia memaksa mencumbu suami kakaknya, hingga dia nekad melukai suami kakaknya. Dia begitu genit di usianya yang masih sangat muda. Dia sangat iri dengan keberuntungan kakaknya. Maka itu Tante usir dia dari rumah karena tidak ada tempat bagi pengganggu rumah tangga orang di rumah Tante," lanjut Asih dengan nada tertahan.

"Luka itu masih membekas hingga sekarang, Ryan. Kamu bisa tanyakan ke Raka atau Yuna. Kamu masih bisa lihat luka itu sebagai bukti keburukan Kana,"

Mendengar ucapan Asih yang memojokkan Kana, Ryan pun mengurungkan memberi Asih uang titipan Kana. Ryan yakin titipan Kana akan ditolak mentah-mentah mamanya.

Ryan tidak begitu saja mempercayai cerita Asih. Dia juga tidak mau melihat luka di lengan Raka yang dimaksud Mama Kana tersebut. Asih bahkan hampir memaksanya ke warung makan milik Yuna dan suaminya di pasar dan menanyakan alasan Kana yang tidak berani kembali lagi ke kampung halamannya.

Ryan masih ingin mendengar penjelasan dari Kana.

______

Kana tercenung cukup lama setelah Ryan menceritakan tentang pertemuannya dengan mamanya. Kana tidak mengerti kenapa mamanya begitu membencinya. Sepertinya kebencian mamanya terhadap dirinya tidak bisa surut dan malah mendarah daging. Meskipun Ryan menceritakan bahwa dirinya sudah berkuliah dan memiliki kehidupan yang lebih baik, mamanya tetap tidak menginginkan bertemu dengannya.

Kana hela napas pasrah saat Ryan mempertanyakan soal dirinya yang disebut melecehkan suami Kak Yuna suatu malam.

"Yang sebenarnya terjadi adalah justru Raka yang memaksa memeluk dan menciumku di kamar Uwak Ita. Dia yang mengancamku dengan pisau. Aku tau aku tidak menarik, Ryan ... dan orang-orang pasti tidak akan mempercayaiku karena berpikir mana mungkin Raka tertarik dengan aku yang ... kamu tau. Aku tidak cantik." Kana menelan ludah kelu. Dia pasrah seandainya Ryan tidak mempercayainya.

"Dia sudah menurunkan bawahanku, Ryan. Sadar bahwa tubuhku lebih besar darinya, aku tidak mau tubuhku dinodai ... aku rebut pisau darinya. Aku lukai lengannya seberani mungkin dan tidak peduli dengan fitnah yang akan tertuju kepadaku malam itu."

KANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang