14. Surprisingly Good

616 102 35
                                    

Sacha pov
Hari ini Haunted House kami sukses besar. Gak cuman siswa-siswa, guru-guru pun banyak yang nyobain karena si Elena heboh banget nyeritainnya. Beberapa kali kami kena protes karena Anna dan Meta level seremnya melebihi batas.

Anak kelas gue menjuarai banyak lomba, karena dasarnya rata-rata mereka masuk sini karena prestasi olahraga juga sih. Intinya mood gue lagi bagus banget karena kelas gue sukses besar di event ini. Tapi kebahagiaan gue harus ternodai dengan datangnya Pabe yang manyun dan langsung melacur (melakukan curhat), tentunya yang dicurhatin soal Elena.

"Gimana lagi ya biar Elena ngelirik gue?" Ujar Pabe dengan resah.

"Lo copet aja, pasti lo ga cuman dilirik, tapi juga dikejar-kejar sama Elena" Jawab gue asal.

"Yee lo mah kalo gue curhatin pasti becanda mulu" Protes Pabe.

"Gini deh, kan besok pas penyerahan hadiah kita disuruh pake kebaya tuh, lo tunjukkin lah kecantikan khas khatulistiwa wanita indonesia, siapa tau kan terpesona" Gue memberi saran yang gue sendiri pun ga yakin berhasil.

"Iya juga ya, kebetulan tante gue punya usaha rias pengantin, gue minta dandanin ah" Kata Pabe bersemangat.

Well good luck, Pabe.

***

Hari penutupan event sekolah pun tiba. Hari ini, guru dan murid cewek disuruh pake kebaya sedangkan yang cowok pake batik. Untungnya, gue emang suka pake kebaya, jadi gue pake kebaya andalan gue yang warna item. Tapi yang ga gue suka adalah kudu lama-lama jalan pake high heels. 

"Wihh pada cakep-cakep amat murid saya" Sapa gue ketika memasuki kelas. Pangling banget gue liat mereka rapi ala pejabat mau kondangan gini.

"Idih, miss bisa aja" Jawab mereka sok imut.

"Miss Sacha gak muji saya juga?" Sebuah suara bertanya dari arah pintu kelas yang memberi efek gerhana untuk kami yang berada di dalam kelas.

Sesosok tinggi lebar, dengan wajah putih, bibir merah terang dan leher gelap (mungkin lupa diwarnai juga) berdiri di depan pintu kelas. Bukan, dia bukan bendera Iraq. Dia adalah Pabe dengan dandanan full power.

"Eh, Miss Pabe.." Tegur gue masih tertegun.

"Wah sampe pangling begitu yaa" Ujar Pabe dengan senang.

"Iya, soalnya beda dari biasanya" Sahut gue kehabisan kata-kata. Anak-anak di kelas pun terpana, ga ada yang bersuara sama sekali.

Sebenernya pas Pabe bilang tantenya perias pengantin dalem hati gue udah membatin, jadul amat pemilihan kosa katanya, soalnya sekarang lebih familiar orang nyebut Make Up Artist atau MUA.

Pas bener si Elena melintas di depan kelas gue dengan kebaya putih yang mengingatkan gue akan foto istri kompeni di buku sejarah. Langsung lah gue panggil, agar usaha Pabe tidak sia-sia.

"Miss Elenaaa" Panggil gue membuat Elena menoleh dan menghampiri kelas gue.

"What?" Tanyanya singkat.

"Wow you look gorgeous with that kebaya" Puji gue ke Elena.

"Well thanks, I have same thought on you, you surprisingly look really good with it" Puji Elena balik. Lalu pandangannya beralih ke Pabe dan Elena terdiam.

"Miss Pabe didandanin tantenya loooh, cantik kan" Promosi gue berusaha support Pabe.

"So your Aunty is mortuary makeup artist?" Tanya Elena entah lugu atau sarkastik.

"Hah apaan tu?" Pabe bertanya balik.

"Anu semacam make up artist gitu" Jawab gue.

"Oooh iya iya Miss Elena" Jawab Pabe tersipu-sipu.

Swagger Teacher Season 2Where stories live. Discover now