2. Pindah

2.5K 241 11
                                    

Tubuh Build bergidik ngeri merasakan sepasang mata yang menatapnya tajam.

"Apakah semua orang di keluarga ini matanya memang setajam itu?" gumam Build pada dirinya sendiri.

"Kau akan terbiasa, khun Jakapan." Tubuh Build menegang, tidak menyangka bahwa pria di depannya itu mendengar perkataannya. Pria yang menatapnya itu tersenyum mendapati wajah Build yang nampak terkejut.

"Aku tidak tau apa yang membuat anakku membawamu kemari. Namun, saat melihatmu ada di hadapanku saat ini, sepertinya aku akan segera mendapatkan jawaban itu. Namaku Wankorn Romsaithong. Kau bisa memanggilku Korn. Chan akan mengantarmu ke kamar agar kau bisa beristirahat." Chan yang saat itu berdiri di belakang Build pun mengangguk paham dan segera menuntun pria manis itu untuk pergi dari ruang kerja Korn.

"Phi Chan!! Siapa si manis itu?"

Chan langsung membungkuk hormat saat seorang pemuda berkulit tan berlari menghampiri mereka. Melihat itu, Build pun ikut membungkuk.

"Dia pekerja baru di tempat ini, tuan."

"Nama saya Build Jakapan Puttha, tuan," ucap Build sopan. Pemuda berkulit tan itu tersenyum melihat wajah manis Build.

"Phi Chan, biar aku saja yang mengantar Build ke kamarnya."

"Tapi tuan."

"Bilang pada phi Mile kalau aku sedang belajar dan tidak bisa diganggu ya. Bye bye phi."

Pria bernama Apo itu langsung menggandeng tangan Build dan membawa pemuda manis itu pergi dari sana. Sedangkan Build hanya bisa pasrah, toh sepertinya pemuda itu memiliki posisi yang lebih tinggi darinya.

Apo mengajak Build ke dalam kamar yang ada di bagian belakang gedung rumah utama. Tempat itu memang khusus untuk para pekerja. Mulai dari  pelayan hingga pengawal.
Build terperangah melihat ruang tidur yang akan ia gunakan. Terlalu mewah untuk ukuran kamar seorang pekerja sepertinya. Ruangannya cukup luas, ada tempat tidur berukuran queen, meja makan yang dilengkapi ruang pantry, satu lemari dan meja kerja. Kamar ini pun memiliki kamar mandi pribadi.

"Bahkan kamar ini lebih besar dari kamarku dan jelas lebih mewah," ucap Build takjub. Apo tersenyum maklum melihat wajah kagum Build.

"Ngomong-ngomong siapa yang merekrutmu kemari?"

"Tuan Mile."

Mata bulat Apo semakin bulat.

"Benarkah? Wahh, ini jarang terjadi. Biasanya phi Mile tidak pernah berurusan dengan para pekerja."

Build tersenyum sungkan. "Sebenarnya tuan Mile menyelamatkan saya yang saat itu dikejar penjahat. Kalau tidak ada dia, mungkin saya sudah mati."

Apo tersenyum sambil menepuk bahu Build.

"Aku senang karena ada kau di sini. Sepertinya kita juga seumuran. Aku bosan bermain dengan orang-orang tua di tempat ini. Semoga kita bisa berteman."

***

Semenjak itu Apo dan Build benar-benar berteman. Kemanapun mereka selalu bersama. Bahkan saat pergi ke universitas, Apo akan meminta Build untuk pergi dengannya. Sedangkan Build, meskipun dia senang karena memiliki teman baru, tetap saja dia bingung. Sejak kedatangannya, dia sama sekali tidak mengetahui apa pekerjaannya sebenarnya. Setiap hari dia hanya bersama Apo dari pagi hingga malam.
Sebenarnya menyenangkan bersama pemuda itu, hanya saja Build merasa seperti memakan gaji buta meskipun baru satu minggu dia di tempat itu.

"Jadi kau punya adik? Kenapa tidak mengajaknya tinggal di sini?"

"Tuan Mile sudah mengatakan itu, tapi aku tidak ingin rumah peninggalan orang tua kami dibiarkan terbengkalai. Dan lagi, sekolah adikku sangat dekat dari rumah, akan lebih mudah bila dia tetap di sana."

Love in the Dark (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang