My Baby Boy

1K 103 9
                                    

Hay Hay ... Sesuai yang kubilang sebelumnya kalo masih ada beberapa side story yang bakal kuupload. Tapi emang baru sempat upload sekarang karena baru beres sakit.
Jangan tanya kenapa bisa sakit lagi, aku pun tak tau kenapa lemah banget 😭😭😭😭

Pokoknya, happy reading gaes 🖤💙

***

Chay meringis saat duduk dan merasakan nyeri pada bagian belakangnya.

"Sepertinya lecet," gumamnya. Mata bulatnya menatap sosok Kim yang masih tertidur pulas di sampingnya. Untung saja Chay hari ini tidak ada jadwal kuliah, setidaknya dia bisa istirahat seharian. Ah, tidak, Chay harus ke kafe. Selama Biu tidak ada, dia lah yang memegang tanggung jawab penuh di kafe. Sedangkan Kim, terkadang masih harus pulang pergi Bangkok karena dia harus bekerja di perusahaan keluarganya.

"Ngghhh ... Jam berapa sekarang?" tanya Kim dengan mata masih terpejam.

"Jam lima."

Kim kembali merapatkan selimutnya untuk menutupi tubuh bagian atasnya yang masih shirtless. Nampaknya pria itu masih enggan untuk membuka matanya.

"P'Kim hari ini ke Bangkok?" Kim menggeleng dari balik selimutnya.

"Hari ini Phi ingin bersama Chay saja."

Chay mengulum senyum manisnya. Pria itu tau kalau dirinya hari ini tidak ada kuliah. Tentu saja Kim tau, bahkan dia memiliki jadwal kuliah Chay. Setelah memastikan dirinya kuat untuk berdiri, Chay pun memilih segera turun dari tempat tidur. Ia meraih bathdrobe warna jingga kesukaannya lalu segera memunguti pakaian mereka yang berantakan di lantai. Sudah jadi hal yang biasa ketika Kim habis menginap di Bangkok, saat datang prianya itu akan menggarapnya semalam suntuk. Apalagi selama Bible dan Build tidak ada, kekasihnya itu bermain semakin kasar. Tapi Chay tidak pernah menolak sama sekali karena hal itu membuat kekasihnya bahagia dan puas pada dirinya. Wajah Chay langsung memerah saat membayangkan bagaimana Kim bermain pada tubuhnya semalam.

"Hentikan pikiranmu, Porchay Puttha. Dasar mesum."

Chay bergegas turun ke bawah, setelah memasukkan pakaian ke dalam mesin cuci, Chay langsung menuju dapur untuk menyiapkan sarapan. Karena Chay tidak terlalu bisa memasak seperti kakaknya, menu pilihannya pagi ini sangat sederhana. Hanya roti panggang selai nanas dan segelas besar susu almond. Aroma roti yang dipanggang oleh Chay nampaknya berhasil membangunkan pria di dalam kamar. Masih dengan menggunakan celana piyama dan bertelanjang dada, Kim berjalan pelan menuruni tangga.

"Good morning, p'Kim."

"Mm, pagi, sayang."

Kim berjalan ke kamar mandi, sepuluh menit kemudian dia sudah datang dengan wajah yang lebih segar dan tentu saja mata yang sudah terbuka sempurna. Chay sudah terbiasa melihat kekasihnya itu berada di sekitarnya hanya dengan bertelanjang dada. Yahh, menurutnya itu pemandangan indah yang tidak boleh dilewatkan.

"Nanti malam mereka akan pulang."

Wajah manis Chay langsung berbinar.

"Benarkah, Phi? Chay benar-benar merindukan Venice." Sudah dua minggu lebih mereka berpisah, tentu Chay sangat merindukan bocah gembil bermata bulat itu.

"Apakah kemarin mama datang ke kafe?" tangan Chay yang hendak mengambil roti panggangnya langsung terhenti di udara. Pemuda itu terdiam sejenak sebelum akhirnya mulai bicara. 

"Selai nanas kita habis, nanti p'Kim tolong pergi belanja ya. Sekalian membeli beberapa bahan makanan karena besok sudah ada p'Biu dan paman." 

Kim hanya diam, tidak berniat untuk membalas ucapan Chay sedikitpun. 

Love in the Dark (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang