5. Paviliun

2.4K 226 8
                                    

"Tawon satu pada tawon dua, target baru saja keluar dari dapur, over."

"Tawon dua pada tawon satu, aku sudah melihatnya. Apakah kita akan menangkapnya sekarang? Over."

"Tawon dua, tunggu lima detik, aku akan kesana."

"Wuaaaa, Apo targetnya kabur!!"

"Wuaaa, Biu kejarrrr!!!"

Kehebohan terjadi, suara gelak tawa terdengar nyaring dari taman belakang. Bahkan beberapa pengawal nampak tertarik dengan kehebohan yang disebabkan oleh dua pemuda itu.

"Dapaaaaaat!!!" seru Apo kegirangan. Begitu juga dengan Build yang baru saja menyusul Apo.

"Kucing ini benar-benar lincah," kekehnya.

Siang ini rumah utama dibuat ramai dengan kehebohan Apo dan Build yang sedang memandikan seekor kucing. Mereka menemukan kucing itu di taman pribadi Apo. Melihat bagaimana kucing itu berjalan lucu mengelilingi kebun bunga, membuat Apo tidak kuasa menahan kegemasannya dan langsung menangkap kucing kecil itu. Bahkan Apo mengajak Build untuk memandikannya yang tentu saja langsung menimbulkan kehebohan karena kucing liar yang tiba-tiba melarikan diri.

"Ayo Biu, aku mau memberinya makanan."

"Memang kita punya makanan kucing?"

"Tenang saja, aku akan meminta pada Baiben."

Wajah manis Build mendadak pucat.

"A, anu, apakah tidak sebaiknya kita jangan menemuinya?"

Tentu saja Build tidak akan lupa dengan ultimatum bosnya untuk tidak membiarkan Apo bertemu dengan Bible.

"Kalau begitu maukah kau yang menemuinya?" tanya Apo.

"Aku ...."

"Ya sudah, biar aku saja yang menemuinya."

Build langsung menarik lengan Apo. Membiarkan Apo menemui Bible hanya akan membuat nyawanya melayang seketika.

"A, aku saja yang menemuinya."

Senyuman tercetak jelas di wajah manis Apo. Sebenernya dia pun tidak berniat untuk benar-benar menemui Bible. Meskipun sebenarnya Apo merindukan sahabatnya itu, tetap saja Apo tidak ingin memancing amarah suaminya.

"Dimana aku bisa menemuinya?"

"Saat ini Baiben pasti ada di paviliunnya. Kau hanya perlu berjalan keluar taman dari arah selatan, ikuti saja jalan setapak dan kau akan menemukan tempat tinggalnya."

Build menelan salivanya berat, sejak kejadian hari itu, mereka belum pernah bertemu lagi karena memang Bible tidak tinggal di rumah utama. Dia hanya kembali saat ada keperluan saja dengan ayahnya. Selebihnya, pria itu lebih banyak menghabiskan waktunya di paviliun.

Build berjalan dengan langkah berat ke arah luar taman. Begitu keluar dari area taman, Build  menemui area setapak yang  menuntunnya ke  hutan. Hawa dingin langsung menusuk kulitnya, rumah keluarga Romsaithong memang berada di daerah pegunungan, bahkan untuk sampai ke sini saja mereka harus menempuh perjalanan sekitar dua puluh menit dari jalan besar.  Di sini jauh dari keramaian, sepanjang perjalanan hanya ada hutan dan gunung sejauh mata memandang. 

Langkah Build terhenti di depan sebuah rumah kayu sederhana, rumah bergaya eropa klasik dengan warna dominan putih itu seketika membuat Build terpana. Belum masuk saja rumah itu sudah terasa hangat.  

"Apa yang kau lakukan di tempat ini?" Tubuh Build menegang saat ia mendengar sebuah suara dari arah samping rumah. 

"Ah, tuan Bible," ucapnya.

Love in the Dark (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang