29. Taruhan

1.2K 165 21
                                    

PLAK!!!

Tubuh Biu terhuyung saat mendapat tamparan kencang dari Mile. Biu hanya diam dengan tatapan kosong, bahkan dia tidak menunjukkan ekspresi kesakitan sedikitpun setelah mendapatkan tamparan sekencang itu dari Mile.

"Kau tau kan kenapa aku sangat marah padamu?"

Biu mengangguk pelan.

"Maafkan aku, tuan." Mile mendekat, ditariknya kerah kemeja milik Biu untuk mensejajarkan wajah mereka.

"Kau tau kalau apa yang kau lakukan semalam sangat lah ceroboh. Kalian kabur dari rumah utama, masuk ke sarang musuh hanya berdua. Apa yang dilakukan Bible sudah sangat salah dan kau membuatnya makin parah. Kalau Apo tidak sempat minta tolong pada Kan sebelum pergi, kalian pikir kalian bisa pulang hidup-hidup, hah?!"

"Maafkan aku, tuan. Aku siap menerima hukuman dari anda," ucap Biu pelan. Mile mendorong tubuh Biu kasar.

"Aku melarangmu bertemu dengan Apo selama seminggu ini. Aku yakin kau tidak mau membayangkan apa yang akan kulakukan kalau aku sampai melihat kalian bertemu. Pergilah."

Biu mengangguk paham lalu bergegas keluar dari ruang kerja Mile. Dia menyandarkan tubuhnya pada pintu ruangan Mile. Biu buru-buru menyeka air mata yang sudah menggenang di kedua pelupuk matanya. Tubuhnya terlalu lelah untuk menangis.

"Kau baik-baik saja?" tanya Kim yang baru saja datang.

"Ah, phi Kim, selamat pagi," sapa Biu sopan.

"Aku sudah mendengar apa yang terjadi. Apakah Mile menyakitimu?" tanya Kim khawatir. Biu menggeleng lemah, namun Kim bisa melihat dengan jelas jejak kemerahan di pipi kiri Biu.

"Tenang saja, dia tidak akan lama kok marah denganmu. Mile marah karena Apo membangkang. Dia paling kesal kalau Apo kabur dari rumah utama karena memang hanya Apo yang tau akses untuk kabur dari sini."

"Aku paham, ini semua salahku. Tidak seharusnya aku melibatkan keluarga ini dalam masalahku."

"Hey, kamu adalah bagian dari keluarga ini sekarang. Sudahlah, jangan sedih lagi. Lebih baik kamu tengok Bible sekarang, dia sudah sadar."

Biu mengangguk pelan dan berpamitan untuk pergi. Langkah kakinya terasa berat. Dia sangat merindukan suaminya itu, tapi rasanya dia pun belum siap untuk menemuinya. Entahlah, dia benar-benar merasa tidak ingin menemuinya meskipun jauh di dalam hati dia sangat merindukan pria tampan itu.

Biu sudah ada di depan ruang rawat Bible, setelah terdiam beberapa saat, akhirnya Biu memberanikan diri untuk mengetuk pintu.

"Masuk!" seru si penghuni ruangan. Saat pintu sudah terbuka, bukan sambutan hangat yang ia dapatkan, melainkan tatapan tajam dari sang suami. Biu berusaha abai, dia berjalan pelan menghampiri Bible yang sedang duduk bersandar di tempat tidurnya sambil membaca buku. Melihat kedatangan suami manisnya, Bible langsung menutup buku bacaannya.

"Bagaimana keadaanmu, Bai?" tanya Biu pelan.

"Kenapa kau datang bersama Apo? Tidak tau kah kau kalau apa yang kalian lakukan itu berbahaya? Apa yang kau pikirkan, Bii?" Bible masih berusaha menahan amarahnya meskipun nada bicaranya sudah meninggi saat ini.

"Aku mencintaimu, Bible."

Hening, baik Biu maupun Bible, mereka langsung terdiam mendengar perkataan Biu barusan.

"Aku mencintaimu, hanya itu yang kupikirkan saat aku datang kesana. Aku tau kedatanganku hanya akan menjadi beban. Aku tau kedatanganku hanya akan membuat semua orang marah padaku. Tapi aku tidak mungkin membiarkan orang yang kucintai terluka dan itu karena aku. Maaf kalau perbuatanku kali ini membuatmu kecewa."

Love in the Dark (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang