Saya butuh sajen berupa vote dan komment dari para pembaca sekalian. Mohon diberikan sajennya wahai para pembaca yang baik dan budiman ☺️🙏
Follow wp : sapidolls
Follow ig : @flowdisee @wattpadidol
Follow tiktok : @flowdiseSelamat membaca. Enjoyyy!
"Selain Romeo itu, Ian nggak punya masalah, kan, di sekolah? Temen-temen Ian gimana?"
Bunda, ada yang jahat sama Ian. Ian nggak bisa bilang sama Bunda. Mereka serem banget, Ian takut didorong dari lantai tiga. Bunda, maafin Ian udah berani boong .... Andai bisa, mungkin itu yang akan Ian katakan. Sayangnya Ian hanya bisa mengatakannya di dalam hati. Alhasil yang keluar dari mulutnya adalah kata-kata lain.
"Hehe Ian baik, Nda. Semua temen Ian baik. Romeo doang yang suka ngejek Ian. Tapi Ian nggak akan dengerin lagi omongan Romeo itu kok, Nda. Bunda kan bilang gitu. Ian ganteng dan keren," katanya dengan percaya diri dan tersenyum lebar.
Mutiara kembali mengusap-usap kepala Ian lembut. "Kalo ada apa-apa jangan takut bilang sama ibu atau bapak guru, ya? Ian cerita sama Bunda juga. Nggak boleh ada yang disembunyiin."
"Iya, Bundaaaa."
Ian tersenyum polos dan menerima usapan lembut di puncak kepalanya selayaknya anjing kecil yang penurut.
Nyatanya, Ian sudah berani berbohong.
Bekal makanan yang selalu Ian bawa selalu dihabiskan oleh tiga teman sekelasnya itu. Ian juga diperlakukan buruk oleh mereka. Ian seperti kacung. Ian si lemah dan penakut.
Di hadapan bundanya pun, Ian tidak bisa mengatakan apa pun.
Ia teramat takut pada hukuman yang selalu Bara katakan. Ian tidak mau loncat dari lantai tiga. Ian tidak mau!
"Ya udah, sekarang Ian ganti baju, terus turun dan makan, ya! Bunda siapin dulu makanannya."
"Siap, Bunda." Ian menjawab dengan antusias tak lupa dengan senyumnya yang lebar.
Ketika Mutiara sudah keluar dari kamar, Ian baru bisa bernapas lega. Ekspresi wajahnya menyurut, bahunya turun menampilkan dirinya yang terlihat sedih bercampur rasa bersalah.
"Bunda, maafin Ian."
Ian segera ganti baju dan turun untuk makan. Seolah tidak tengah menyembunyikan apa-apa, Ian makan seperti biasa dengan mulutnya yang terus berceloteh membicarakan pujian pak Ilham yang diberikan padanya karena Ian berani maju dan latihan soalnya mendapat nilai seratus. Ian sampai mendapat teguran dari Mutiara karena makan sambil bicara. Alhasil Ian kembali bicara setelah selesai makan. Hitung-hitung agar Mutiara tidak curiga dengan apa yang Ian alami di sekolah. Ian hanya ingin semuanya terlihat baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHRISTIAN
Teen FictionAika itu suka ngatur, tapi Ian suka. Aika itu suka marah-marah, tapi Ian nggak benci. Aika itu suka nyontek, tapi Ian bolehin. Ian lebih percaya kalau Aika cinta Ian dari pada Aika jahat sama Ian. "Kenapa nangis?" tanya Aika ketika Ian kembali d...