CHAPTER 37 - CEMBURU

3.2K 384 65
                                    

Sorry, lama update nih. Agak sakit. Aku sensitif sama banyak makanan. Tapi tetep aja dimakan dengan alasan enak. Jadi ya gini deh huhehe

Btw kangen gak?

Aku kangen banget (ᗒᗩᗕ)

Follow wp : sapidolls
Follow ig : @flowdisee @wp.sapidolls
Follow tiktok : @flowdise @bigbabyian

Komen tiap paragraf okeyyy! Votenya kencengin, aku liat makin kendor gile.

50 komen doang nih. Penuhin dong!

Selamat membaca. Enjoyyy!

Bilangnya sih tidak ada yang disembunyikan, tetapi setiap hari banyak alasan untuk Ian menghindari Aika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bilangnya sih tidak ada yang disembunyikan, tetapi setiap hari banyak alasan untuk Ian menghindari Aika. Memang Ian tidak mengatakan langsung jika ia tidak ingin bertemu Aika. Hanya saja alasannya begitu banyak agar mereka tidak bisa bertemu.

"Ai, Ian mau belajar."

"Ai, maaf. Ian nggak bisa nemenin Aika ke circuit."

"Ai, Ian dijemput supir."

"Nanti lagi ya, Ai. Ian sibuk banget."

Ketawa boleh, kan?

Semua ajakan Aika selalu Ian tolak dengan alasan yang bermacam-macam. Entah di sekolah atau pun di luar sekolah, Ian sama sekali tidak mewarnai harinya. Berkirim pesan pun sesekali. Aika mulai malas melakukannya karena Ian hanya akan membalas singkat dan ia pun membalasnya cukup lama.

"Anjing banget lo, An!" desisnya penuh emosi. Tangannya memegang erat stir mobil. Di samping kanan kiri berkerumun orang yang menyaksikan pertandingan balap mobil.

Ya, Aika melakukannya.

Seberapa besar ayahnya melarang, Aika tetap melakukannya. Ia bahkan kali ini begitu semangat. Menatap kanan kiri penuh ambisi, lalu ketika bendera dijatuhkan mobilnya melaju pesat membelah jalanan circuit.

Ini bukan balap liar. Seperti sebuah komunitas yang selalu melakukan balap mobil dan bukan sesuatu yang ilegal. Aika masuk ke dalam komunitas ini sejak SMP.

Satu persatu mobil Aika salip. Ambisinya mengalahkan semua orang. Mobilnya memimpin, sebuah senyum pun tercetak di bibirnya. Sayang itu tidak bertahan lama. Ternyata terlalu berambisi juga tidak bagus. Tepat di sebuah tikungan tajam mobilnya tergelincir, membuatnya tergulung beberapa kali sebelum akhirnya berhenti.

"Bangsat!" makinya kesal bukan main. Bukan karena tubuhnya sakit, tetapi karena ia kalah.

Aika tidak suka kekalahan.

Petugas medis pun bergegas mendekati mobil Aika dan membantunya keluar dari mobil. Mobilnya sedikit mengalami kerusakan. Padahal dahi dan kakinya terluka, tetapi Aika seolah tidak merasa sakit apa pun. Ia dibawa dengan tandu menuju tempat medis.

CHRISTIAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang