01

8.3K 453 5
                                    

"Sampah! Pakaian Lo bikin gue muntah."

Selma terenung. Mencoba mencerna apa yang sedang terjadi. Ia menyipitkan matanya, mengamati secara keseluruhan orang didepanya ini. Tapi yang Selma dapatkan hanyalah abu-abu.

"Lo siapa?" Ucap datar Selma, tersirat kalimat tidak suka disana.

Bagaimana tidak? Tadi, saat ia masih enak-enak menyelami alam mimpi, tiba-tiba orang didepanya ini menyeretnya, belum selesai sampai disitu bahkan orang itu masih berlanjut mengumpatinya.

Jevas, namanya. ia malah tertawa menyeramkan. "Menjijikan, Lilith."

"Lilith?" Bingung Selma. Tak menjawab kalimat bingung dari Selma, Javas malah melangkahkan kakinya pergi.

Selma masih setia berdiri seperti tadi dengan wajah bingungnya, sebelum ia merasa berat dengan benda-benda yang menempel ditubuhnya.

Selma memutar tubuhnya, Wajahnya seketika pucat pasi saat sadar akan ruangan yang ditempatinya itu. Kenapa berbeda dengan kamarnya? Ini dimana? Kenapa dia bisa berada disini?

Melangkah pergi menuju bilik yang feeling Selma mengatakan itu kamar mandi. Setibanya, Salma memejamkan mata erat-erat saat sampai didepan kaca yang berukuran besar.

Membuka mata dengan perlahan, seketika matanya membola saat mendapati sosok dengan rupa asing yang terpantul dikaca.

"Sialan." Umpatnya pelan. Selma berdecak malas, ia mengangkat lingerie sexy yang ia kenakan.

Lilith triastaskara.

Double kill. Tato bertuliskan nama itu benar-benar nyata terpampang diperutnya. Tak bisa dipungkiri, dugaanya seratus persen benar.

"Dari sekian banyaknya novel. Kenapa gue harus masuk ke novel biadap ini." Sungutnya tak terima dengan takdir yang menimpa.

Selma meraup air sebanyak-banyaknya lalu membasuh dengan kasar wajahnya guna menghilangkan make up tebal. Setelah dirasa selesai, Selma berlalu, membawa tubuhnya ke balkon kamar.

Tubuhnya merosot kelantai. Ia melamun ditemani gelapnya malam dan juga rokok  yang tadi sempat ia ambil dari nakas disamping kasur. Fikiranya melayang mengingat alur-alur penting dalam novel.

Lilith triastaskara adalah tokoh penting dalam novel, ia berperan sebagai tokoh antagonis. Cerita berawal dari pertemuan antara Lilith dengan sang tokoh utama, Jevas levithen. Akibat pertemuan itu membuahkan cinta.

Hari berganti bulan. Hubungan mereka pun semakin dekat, bahkan hingga ke titik dimana Jevas menyatakan keseriusannya.

Lilith tentu senang bukan main. Tetapi walaupun begitu, masih ada perasaan mengganjal yang sulit untuk dijelaskan. Bukankan untuk kejenjang serius, mereka terlalu terburu-buru?

Benar! Setelah mereka menikah, Jevas selalu berbuat diluar batas, Seperti berselingkuh hingga ke tahap having sex, dan selalu melakukan kekerasan terhadapnya.

Lilith seolah buta akan semuanya. Cintanya terhadap Jevas tetaplah sama, padahal perlakuan lelaki itu sangat parah. Segala cara sudah Lilith lakukan untuk membuat Jevas kembali seperti dahulu kala tetapi hasilnya nihil. Bahkan perempuan ayu itu kehilangan jati dirinya sendiri. Ia berubah menjadi perempuan dengan karakter yang menyeramkan.

Segala cara Lilith lakukan hanya supaya bisa dipandang. Fokusnya hanya kepada Jevas. Merasa Jevas adalah segalanya. Bahkan Lilith tidak sadar bahwa diluar sana  ada satu lelaki yang sabar menunggunya, tetap mencintainya dikala statusnya sudah menikah. Atlas Caspian.

Hingga pada saat semuanya terbongkar, ternyata Javas menikahinya atas dasar kalah taruhan. Jevas tidak pernah mencintai Lilith ia mencintai perempuan lain. Perempuan itu adalah Stela Jemima. Perempuan yang berhasil merubahnya menjadi lebih baik.

Dan kisah cinta itupun berjalan semestinya. Jevas dan Stela dengan cintanya, melupakan Lilith dengan kemarahan serta kekecewaan yang membara.

Jevas itu brengsek, Lilith tau, tetapi ia tak menyangka jika lelaki itu sebrengsek ini.

"Stop fucking thinking, brain." Umpat Selma. Mengacak rambutnya frustasi, kebodohan macam apa lagi ini yang menimpanya?

Lilith menjadi begitu karna keadaan yang mengharuskannya. Akankah pantas jika dirinya disebut mempunyai peran penjahat?

Yang pantas disebut penjahat itu tokoh utamanya. Benar-benar menjijikan.

Setelah puas dengan aktifitasnya. Kemudian Selma tersenyum manis. "Persetan dengan semuanya. Gue mampu hidup didunia manapun asalkan gue antagonisnya."

Husband Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang