cepuluh

1.1K 162 27
                                    

Bunyi dering telepon terus berbunyi sendari tadi, walaupun begitu tak membuat gadis dengan wajah yang setengah pucat itu mengindahkannya bahkan sedetik pun.

"Jevas?" Tanya seorang disebrang sana.

Mengangguk singkat sambil terus menatap lurus jalanan yang dilewati, sejujurnya Lilith sudah sangat bosan dengan tingkah Jevas.

Sedetik kemudian Lilith menoleh kepada pengemudi mobil yang sendari tadi ditumpanginya, Atlas. Menatap wajah lelaki itu yang sangat tampan menurutnya.

"Badmood gue, pengen nyegarin fikirkan." Gumam Lilith yang tentu didengar jelas oleh Atlas.

"Mau liburan?"

Mengerjapkan mata, sedikit tidak menyangka bahwa Atlas mendengar ucapannya, padahal nyegerin fikiran versi Lilith adalah melihat tokoh novel idolanya, Atlas.

"Kemana?" Tanya Lilith balik,

"Luar kota? Luar negeri?"

Lilith sedikit melotot, semudah itu kah mereka mengatakan liburan keluar negeri, bukankah itu memerlukan banyak uang?

"Gimana, Sayang?" Tanya Atlas kembali, menyadarkan Lilith dari lamunanya.

Dengan gagu, Lilith berucap frontal, "Hah? i–iya terserah."

"Oke, Langsung berangkat sekarang tuan putri?" Tanya Atlas kembali dengan nada yang sangat membuat jantung berdebaran.

Berdehem singkat, mengangguk lalu membuang pandangannya kesegala arah, supaya rasa gugup didalam dirinya tidak terlalu ketara.

Atlas sedikit tertawa kecil melihat kegugupan gadis disampingnya, lalu saat beberapa menit kemudian meliriknya lagi yang Atlas dapatkan gadisnya itu seperti merasa kebosanan.

Atlas memutar otak untuk mencari sesuatu yang dirasa dapat membuat rasa bosan itu hilang. Akhirnya, BAMMMM.

Dengan lihay Atlas langsung memutar kemudinya untuk menuju ke sebuah toko pakaian yang sangat terkemuka disana.

Kaget? Tentu.

"Mau kemana?" Tanya Lilith.

Tanpa menjawab Atlas hanya menunjuk sebuah toko yang sangat mewah dengan dagunya.

Lilith sedikit tercengang saat melihat keadaan disana, bahkan parkiran toko itu dipenuhi dengan mobil mobil mewah yang harganya fantastis. Bahkan orang awam pun akan tau bahwa toko ini milik Brand ternama.

Atlas turun terlebih dahulu disertai kacamata yang bertengger diwajahnya, lalu membukakan pintu mobil untuk Lilith. Menggandengnya dengan hati-hati.

Saat berjalan menuju Toko itu tiba-tiba tubuh Lilith dan Atlas ditabrak oleh seseorang yang terlihat kebingungan sambil menenteng tas belanjaan.

BRUKK.

Tubuh Lilith terhuyung sedikit kebelakang yang dengan sigap di tahan oleh Atlas. Sedangkan orang yang menubruknya itu masih sibuk membereskan belanjaanya. Masa bodoh, Lilith hanya melihat itu dengan tatapan lalu menoleh kearah Atlas yang sedang mengeraskan rahangnya.

Lilith dengan sengaja mengelus tangan lelaki itu sebagai maksud supaya dia tidak tersulut emosi.

"Ma——"

Perempuan yang menubruk Lilith itu mendongak dan betapa terkejutnya dia saat melihat orang yang berada dihadapannya itu. Seketika ucapanya terhenti.

"Lilith? Maaf ya aku tadi gak sengaja." Ucap Stela dengan senyum cirikhasnya.

Bukanya membalas dengan senyum juga Lilith malah memutas bola matanya malas, Lilith tau perempuan itu tidak benar dengan ucapan.

"Ular." Gumam Lilith sambil menatap tajam Stela, selingkuhan si biadab Jevas.

"Apa Lilith?" Tanya ramah Stela sok tidak dengar dengan nada dibuat-buat.

Lilith tertawa lirih, wajah yang semula menunjukan kesinisan kini berganti dengan wajah yang tidak kalah ramahnya. Menjadi bahwa ada Atlas disampingnya, dia harus berlagak menjadi wanita yang polos dan baik hati tentunya.

Walaupun Lilith juga tahu si walaupun Lilith menjadi perempuan yang paling jahat sedunia, tentunya Atlas akan terus tetap memujanya.

"Long time to see, Stelaa." Wajahnya sangar riang seakan-akan tidak menunjukkan kebencian apapun, tanpa orang ketahui apa maksud dari ucapannya tersebut.

Seakan-akan mengatakan bahwa Lama tidak berjumpa Stela, dan ini Lilith versi terbaru untuk kehancuranmu.

Stela menjawabnya dengan senyuman sok manis yang sedikit diarahkan kepada Atlas. Apa ini? sendari tadi wanita ular itu terus melirik kearah Atlas.

"Habis belanja?" Tanya Lilith basa-basi melirik belanjaan yang di bawa Stela itu, tergolong lumayan banyak.

"Iya, banyak banget ini, sampai gakuat aku bawanya hehe."

dih pikmi BANGSAT, Batin Lilith berdercih.

"Oh," Singat Lilith seperti sedikit meremehkan, Uang dari mana? dari Jevas lah. Perempuan penjilat.

Mana mungkin Stela bisa beli barang barang mewah itu dengan uangnya sendiri? bahkan sampai matipun tidak akan bisa. Jevas banyak uang, untuk belanja seperti itu setiap hari bukan masalah besar untuknya.

Saat rasa malas dan bosan Lilith membunjak dengan sengaja Lilith mengeraskan suaranya.

"Ayo sayang!" Ucapnya kepada Atlas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Husband Death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang