04

4.5K 359 14
                                    

Lilith berontak saat kedua tanganya dicekal oleh para pesuruh yang ditugaskan Jevas untuk menahanya agar tidak pergi keluar.

"Lepas!!" Tegasnya kepada mereka, namun tidak ada perubahan, malah cekalan itu semakin keras hingga membuat tangan Lilith memerah.

Menatap satu persatu orang-orang itu dengan tajam. "Gue mau keluar. Lo semua apa-apaan sih."

"Anda lebih baik tetap dimansion saja, Nona. Kami disini karena ditugaskan oleh Tuan Jevas untuk mencegah Nona melangkahkan kaki dari sini barang satu langkah sekalipun."

Memutar bola matanya malas. Lilith berucap, "Dih ngatur, emang kita kenal?"

"Ngerepotin! jadi orang minus banget bos kalian." Cerca Lilith, matanya memerah menandakan dia sangat marah. "Pinjem handphone, Lo. Gue mau nelfon Jevas."

Orang berjas itu saling lirik kemudian mengangguk, menyodorkan handphone, disaut kasar oleh Lilith.

Tak berselang lama, sambungan itu terhubung.

"Kenapa? sudah saya bilang jangan ganggu saya beberapa jam kede———"

"Diem! Gue mau keluar." izin Lilith langsung pada intinnya. seharusnya perempuan itu sadar sedikit jika rayuan akhir-akhir sangat diperlukan.

"Lilith?"

Lilith tebak pasti laki-laki itu sedang tersenyum miring dari sebrang sana.

"Suruh bawahan Lo buat jangan ngehalangin gue!"

Bukanya memberikan umpan balik perkataan Lilith, Jevas malah langsung memberikan penolakan mentah-mentah. "Gak akan! Lo dirumah aja."

"Nurut Lilith. Atau gue bakalan buat mereka kasar sama, Lo."

Untuk kesekian kalinya Lilith memutar bola matanya malas, "Gue bisa aja ngelawan mereka semua. Tapi gue masih punya hati buat nggak nyenggol ego Lo." Setelah mengucapkan kalimat itu, Lilith tersenyum penuh kemenangan. Tersirat kalimat remehan disana.

"Mau pergi kemana?" Tanya Jevas. Bisa Lilith rasakan suara lelaki itu memberat. Pasti dia sedang menekan amarahnya.

"Jalan."

"Sama siapa?"

"Cowok gue."

"Shit," Umpat Jevas tanpa sadar, "Lo gak gak boleh pergi!" Kalimat penuh penekanan itu terlontar dengan terang-terangan untuk Lilith.

"Bodo amat sih, Gue bakalan tetap pergi. Enak di Lo dong bisa selingkuh sepuasnya, bisa bebas. Sedangkan gue? Lo siksa, Lo larang ini itu."

"Sayang, Jevas? aku mau baju yang ini, ya?"

Kebetulan sekali, terdengar suara perempuan dari sebrang sana. "Nah urus aja itu selingkuhan Lo. Habisin aja uang di atm sekalian, biar miskin terus jadi gelandangan deh."

"Nyari mati beneran Lo, Lilith."

Sambungan itu diputuskan sepihak oleh Lilith. Muak sekali jika harus berurusan dengan lelaki pengibar bendera merah semacam Jevas.

"Gue kasih peringatan untuk yang pertama dan terakhir kalinya. Kalian mau lepasin cekalan tangan kalian sendiri atau—————"

Belum sempat menyelesaikan ucapanya, Lilith merasa kedua tanganya memberat. melirik, dan ternyata sudah terdapat borgol disana.

"Sialan!" tentu Lilith berontak bukan main. ia mendang dan terus menendang mereka dengan gerakan brutal.

"Berhenti Nona! jangan bertindak bodoh!"

Mendengar kata kurang ajar yang mereka lontarkan untuknya, Kebrutalan Lilith bukanya mereda malah tambah parah. Sampai pada saat ia merasa pusing dan terjatuh tak sadarkan diri akibat obat bius yang bawahan Jevas berikan.

*******


Lilith menggeram rendah. Matanya mengerjap menyesuaikan cahaya yang ada. Sedetik ia lupa dengan kejadian yang menimpa sebelumnya.

Brakkkk....

Belum sempat mengorek lebih banyak otaknya untuk mengingat kejadian itu, Perempuan dengan rambut hitam legam iu dikagetkan dengan suara yang sangat nyaring.

Suara itu berasal dari kedua orang yang sedang asik bercumbu didepanya tanpa sadar bunyi yang barusan mereka buat.

Jevas dan Stella.

Lilith menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Jevas memang benar-benar devinisi brengsek yang sesungguhnya. Melarangnya untuk berbuat diluar hal yang wajar tapi sekarang lihatlah laki-laki itu sekarang? dengan tanpa hatinya malah bermesraan dengan selingkuhan didepan mata seseorang yang motabenaya istri sah nya. Walaupun masih ditahap hanya mesra-mesraan saja tapi tetap saja.

Disela-sela aksi mesra-mesraannya. Jevas melirik Lilith sekilas lalu telihat senyum miring dari sana.

"Apa Jevas pikir gue bakalan cemburu? Cuih najis. Liat aja, Gue bakalan bikin lo tunduk sama Gue dan bakalan gue selingkuhin balik Lo." Geram Lilith berucap tanpa sadar. Lilith itu orang yang keras tapi ia lupa jika Jevas lebih keras.

Menggesek-gesekan borgol yang masih belum terlepas dari tanganya dengan gigi bergemlutuk. Lilith menatap Jevas penuh permusuhkan. Andaikan tangan dan kakinya tak diborgol mungkin ia sudah pergi dari sini sendari tadi.

Husband Death Where stories live. Discover now