9

110K 4.4K 601
                                    

Saya janji gak nakal lagi

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Saya janji gak nakal lagi.
Kalo nakal lagi, saya janji lagi.

.
.

"Lo mau ikut gue tidur, gak?"

.
.

Dengan langkah terburu-buru sambil membawa kantung kresek putih yang berlogo lebah di tangan kanannya, Ipan kembali melangkah masuk ke dalam club. Ipan sudah kembali secepat yang ia bisa!

Cowok itu berjalan menuju sofa. Namun ketika menyadari bahwa satu orang telah tak berada di tempatnya, mata Ipan langsung membelak kaget.

"LAH?! SI SEAN KEMANA?!"

.
.

Dengan langkah tergopo-gopo, Cesya membopong tubuh tegap Sean memasuki lift hotel yang nantinya akan membawa mereka ke salah satu kamar di lantai 32. Cowok dengan tinggi 185 itu benar-benar tak berdaya di bawah pengaruh alkohol!

"Nghh..Lo berat banget.."

Cesya ngos-ngosan! 

Tak mudah membopong Sean keluar dari club menuju hotel yang letakknya tiga gedung di sebelah club. Apalagi Cesya cewek, tapi beruntung staminanya tak seletoy daun bawang!

"Gue haus.." keluhnya, karena tenggoronkannya terasa kering.

Cesya menyenderkan tubuhnya di sisi lift sambil sebelah tangannya mengait di pinggang Sean, menahan tubuh cowok itu agar tak jatuh. 

"Cesya.." panggil Sean dan Cesya menolehkan kepalanya.

Belum sempat Cesya menyahut, tanpa aba-aba dan ibi ibi, Sean lantas mengubah posisinya menjadi berhadapan dengan Cesya. Sean mengukung cewek itu di antara kedua tangan kokohnya yang bertumpu pada pegangan di pinggiran lift. 

Cesya menelisik mata Sean. Matanya cantik banget!

"Cesya.."

Cesya menahan nafas.

Aroma alkohol menguar begitu jelas dari mulut Sean dan menusuk penciumannya.

"Apa?"

Sean menatap Cesya dengan bibir merengut. "Cesya, kapan kita tidurnya?" 

Suara Sean mengalun begitu serak dan berat. Ditambah jarak mereka pun sangatlah dekat! Bahkan, bisa dibilang menepel! Tentu saja itu malah semakin membuat salah satu area tubuh Cesya gatal!

Susah-susah Cesya menelan ludahnya, balas menatap manik mata Sean yang nampak sayu. 

"Sabar ya, bentar lagi."

"Ngantuk, Sya.."

"Lo udah 24 kali bilang gitu."

Setelahnya, tangan Sean mengait di pinggang Cesya. Lalu tanpa permisi, cowok itu  kembali menyerukkan wajahnya di area antara leher dan bahu Cesya yang terbuka. Mata Sean kembali memejam sambil hidungnya menghirup dalam aroma vanila segar yang malah semakin membuatnya mabuk.

GHASEANWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu