Part 73

16 4 0
                                    

Zyara meringis kesakitan sambil memegangi lengannya. Ia mendongkak menatap ke sekeliling. Meski ruangan tersebut tampak gelap, tapi Zyara bisa melihat ada banyak kain putih yang berjumbai di ruangan tempatnya berada.

Karena ketakutan, Zyara berlari ke pintu dan membukanya, tapi terkunci. Ia berusaha menarik knop pintu, namun tetap tidak berhasil.

"Toloong! Tolong aku! Tolong buka pintunya!" Zyara menggedor pintu sambil berteriak.

Terdengar suara dari belakangnya. Zyara berbalik. Ia melihat makhluk-makhluk menakutkan yang selama ini mengikuti Rina menatap ke arahnya. Mereka terlihat seperti kelaparan.

Zyara gemetar dan merinding melihat itu. Seumur hidupnya untuk pertama kali Zyara melihat makhluk-makhluk mengerikan itu.

Ia menggedor-gedor pintu semakin kencang sambil berteriak, "Seseorang, tolong buka pintunya! Tolong aku! Aaarrgghhh!!"

Hantu-hantu itu menarik dan mengerubungi Zyara. Di saat-saat seperti itu, Zyara pasrah kalau pun ia harus mati. Kedua matanya perlahan tertutup.

Namun, tiba-tiba hantu-hantu itu menjauh dari tubuh Zyara. Ternyata kain-kain putih itu bergerak dan seolah-olah hidup menarik tubuh-tubuh hantu yang mengganggu Zyara.

Hantu-hantu yang terlilit kain itu pun berteriak kesakitan lalu hancur dan berubah menjadi abu hitam.

Perlahan Zyara membuka matanya. Ia melihat siluet di dinding. Kedua matanya bergetar dan buliran bening mulai menggenang.

🥀🥀🥀

Rina mencekik leher Markus, tapi dengan cepat, Markus menembak kaki Rina membuat gadis itu terpundur tanpa berteriak atau bereaksi kesakitan sama sekali.

Darah berwarna hitam mengalir dari luka di kakinya.

Markus mengerutkan dahinya melihat itu.

Tiba-tiba Rina menyerang Markus dengan gunting benang di tangannya. Markus menghindar. Terjadi perkelahian yang membagongkan di mana Rina terlihat lebih jantan dan semakin menakutkan, tapi itu tidak membuat Markus menyerah apalagi mundur.

"Natalia, bangun." Zaki mengguncangkan tubuh Natalia yang masih pingsan. "Bangunlah."

Gedoran di pintu membuat perhatian Zaki teralihkan. Ia mendengar suara Zyara dari dalam ruangan tersebut. Dengan terhuyung, Zaki bangkit dan menarik knop pintu yang ternyata terkunci.

Zaki mendekatkan wajahnya ke pintu. "Zyara, kau mendengarku? Zyara?"

"Iya, aku mendengar suara Pak Zaki," jawab Zyara dari dalam ruangan. Ia merasa cukup tenang setelah mendengar suara Zaki.

"Sekarang menjauh dari pintu," kata Zaki.

Zyara pun menuruti perkataan Zaki. Ia menyingkir menjauhi pintu. Tak lama kemudian, terdengar tembakan tiga kali yang membuat pintu kayu yang sudah tua itu berlubang dan hancur. Zaki yang menembaknya.

Zyara segera keluar dari ruangan itu lalu menghampiri Zaki yang masih berdarah-darah dan jatuh terduduk.

"Pak Zaki?" Zyara menahan punggung Zaki agar tidak terkulai ke lantai. Perhatian Zyara teralihkan pada Rina dan Markus yang berkelahi dengan jantan.

"Kak Rina," gumam Zyara saat melihat luka tembakan di kaki, bahu, dan lengan kakaknya yang mengeluarkan darah berwarna hitam.

Perlahan Natalia membuka matanya. Ia melihat ke sekeliling dalam keadaan setengah sadar.

Tiba-tiba Rina berhenti dan mematung membuat Markus lebih waspada.

"Kenapa kau tiba-tiba berhenti?" gerutu Markus yang melihat Rina memunduk begitu dalam.

Saat mendongakkan kepalanya, Markus tampak terkejut melihat warna mata Rina berubah menjadi merah menyala.

Markus berkuda-kuda.

Namun, asap berwarna merah gelap keluar dari tubuh Rina. Rina terkulai tak sadarkan diri dengan darah di luka tembaknya berubah warna menjadi merah seperti normalnya darah manusia.

Asap merah gelap itu menyerang Natalia hingga membuatnya terlempar beberapa meter.

"Kak Natalia!" Zyara panik.

Markus dan Zaki tidak tahu harus melakukan apa, karena mereka tidak melihat sosok itu. Mereka hanya melihat Natalia yang seperti sedang diserang oleh sesuatu.

Asap merah gelap itu berubah menjadi wujud wanita bergaun merah. Tidak ada yang bisa melihat wujud sosok itu kecuali Natalia sendiri.

Sosok bermata merah itu berjalan gontai menghampiri Natalia lalu ia berjongkok dan mencekik leher Natalia. Tampaknya ia ingin membunuh Natalia.

Tangan Natalia bergerak mencengkram tangan sosok merah itu yang mencekik lehernya. Ia terbatuk-batuk.

"Menyerahlah, aku ingin tubuhmu menjadi wadah baruku," kata sosok itu. "Meski kau tidak ingin membuat kesepakatan atau mengiyakan perkataanku, aku akan mengambil paksa tubuhmu."

Natalia tidak bisa mengeluarkan suaranya, karena lehernya dicekik oleh sosok itu. Namun, ia berusaha memberikan perlawanan dengan memukuli tangan sosok bermata merah.

Tiba-tiba hantu Widya muncul dan menyerang sosok bergaun merah itu. Mereka berguling-guling di lantai. Keduanya berubah menjadi asap. Yang satu asap hitam dan yang satunya asap merah gelap. Kedua asap yang berbeda warna itu saling menyerang satu sama lain.

Natalia terbatuk-batuk lalu mengambil oksigen sebanyak-banyaknya sambil memukul dadanya sendiri.

Asap hitam dan asap merah gelap itu kembali berubah menjadi sosok manusia. Namun, sosok bermata merah itu mencekik leher Widya.

"Tidak, Widya!" Natalia bangkit sambil berjalan terhuyung menghampiri Widya.

Widya tersenyum ke pada Natalia sesaat sebelum tubuhnya berubah menjadi abu hitam.

"Tidak!" Natalia jatuh terduduk sambil menangisi abu Widya yang berterbangan terbawa angin dan menghilang.

Sosok bermata merah itu kembali merasuki tubuh Rina membuatnya kembali bangun dengan mata merah menyala dan senyuman lebar.

"Kalian akan berakhir sampai di sini," ucapnya.

Markus, Zaki, dan Zyara mundur. Namun, mereka berhenti bergerak. Tubuh mereka seolah membeku, karena berada dalam kendali Rina.

Rina mengangkat tangannya yang memiliki kuku panjang dan tajam seperti pisau. Saat ia akan menusukkan kukunya itu pada Zyara, Natalia tiba-tiba melompat ke punggung Rina lalu menjerat leher Rina dengan kalung salibnya dari belakang.

"Aku tahu, di wadahmu yang sebelumnya kau mati seperti ini. Iya, kan?" ucap Natalia dengan suara bergetar dan ekspresi penuh kemarahan.

Natalia melihat percikan api di leher Rina yang terkena kalung salib miliknya. "Kau bilang ini tidak berfungsi padamu? Lihatlah! Sekarang kau kesakitan!"

Sosok bermata merah dalam tubuh Rina mengamuk dan meronta, tapi Natalia tidak bergeming. Ia mengeratkan jeratannya.

"Kau ingat? Kalau kau melukaiku, maka Rina yang akan mati, bukan aku," kata sosok itu sambil tertawa penuh kemenangan.

"Rina sudah mati sejak lama. Dia sudah mati, tapi kau memberikannya kehidupan lewat perjanjian terlarang untuk kepentinganmu sendiri. Jangan kau anggap aku bodoh!" teriak Natalia di telinga Rina.

Asap merah gelap itu keluar dari tubuh Rina dan menghilang tanpa jejak. Tubuh Rina terkapar di lantai dan Natalia juga tersungkur.

Natalia memegangi lengannya sambil meringis dengan napas terengah-engah.

Markus menghampirinya. "Bertahanlah, Natalia."

Markus mengecek denyut nadi di pergelangan tangan Rina. Ia menghela napas berat lalu mengusap wajah Rina membuat kedua matanya tertutup.

Zyara tampak sedih. Ia mengusap air matanya yang mengalir membasahi pipinya. Sementara Zaki tak sadarkan diri dengan kepala dilelapkan ke pangkuan Zyara.

🥀🥀🥀

17.39 | 1 Desember 2020
By Ucu Irna Marhamah

MISANTHROPEWhere stories live. Discover now