Part 75

8 5 0
                                    

Di rumah sakit.

Markus dan dokter otopsi tampak berbicara dengan serius.

"Ini kasus yang sangat aneh. Gadis itu sudah tewas beberapa bulan yang lalu. Tapi, kau bilang... beberapa hari hari yang lalu kau berkelahi dengannya?" tanya Dokter.

Markus tidak memberikan tanggapan.
Ia juga tampaknya kebingungan harus mengatakan apa.

"Mungkin bagian luar tubuhnya terlihat utuh, tapi bagian dalam dan organ tubuhnya sudah menghitam," lanjut Dokter.

"Baiklah, terima kasih atas penjelasannya," kata Markus. "Oh ya, bagaimana dengan jenazah-jenazah korban mutilasi itu?"

"Meski membutuhkan waktu yang lama memeriksa seluruh tubuh yang bercampur itu, tapi aku akan berusaha secepat mungkin untuk menemukan tubuh lainnya agar jenazah-jenazah itu bisa dimakamkan dan arwah mereka pergi dengan tenang," jawab Dokter.

Setelah mendapatkan penjelasan dari dokter, Markus kembali ke kantor polisi. Dalam perjalanan, ia tampak fokus menyetir meski ucapan dokter otopsi masih mengganggu pikirannya.

"Jadi, sebenarnya Rina itu apa? Zombie?"

🥀 Flashback On 🥀

Rina mendengus kesal sambil berjalan menuruni kaki bukit. Ia bersungut-sungut, "Terus saja marah-marah padaku. Aku selalu salah di mata Ibu. Hanya Resa yang benar."

Pandangan Rina teralihkan ke saung bambu di depan sana. Ia menuruni terasering lalu duduk di saung tersebut.

Rina melihat ke depannya ada pohon yang sangat besar menjulang. "Oh? Pohon apa ini? Besar sekali."

Karena penasaran, Rina pun melihatnya dari dekat. Ada kucing hitam yang tersangkut di dahan pohon. Rina menolongnya. Kucing itu pun berhasil turun dan masuk ke sebuah lubang di bawah akar pohon besar itu.

Rina mengernyit. Ia pun mengorek-ngorek tanah di sekitar akar. Rina mendengar suara tanah yang berjatuhan dan menggema di bawah sana. Saat dikorek lebih dalam lagi, ternyata ada lubang menuju ke bawah akar pohon.

Rina menyalakan senter HP-nya lalu ia masuk ke lubang tersebut dan menemukan rumah tua yang tetimbun di bawah pohon.

"Wah, apakah dulunya ini sebuah rumah?" gumam Rina. Suaranya menggema di dalam rumah tersebut.

Terdengar suara tetesan air dari kamar mandi. Ia pun masuk ke sana. Bau busuk langsung menyambutnya. Rina menutup hidung. Ada cairan hitam di bak mandi yang berasal dari kran air.

Tanpa ia sadari, sosok wanita bermata merah itu berdiri di belakangnya. Rina baru merasakan kehadiran sesuatu di belakangnya. Ia pun menoleh ke belakang, tapi sosok itu sudah menghilang.

Rina berkeliling di rumah tua itu dan menemukan ruangan yang dipenuhi kain putih. Ia juga menemukan cat yang biasa digunakan untuk membatik.

"Apakah cairan hitam di kamar mandi itu juga cat? Tapi, kenapa baunya busuk sekali, sepertinya sudah dicampur dengan sesuatu atau mungkin sudah terlalu lama sehingga membuat baunya tidak sedap," gumam Rina.

🥀🥀🥀

Rina yang masih mengenakan seragam SMA terkulai di atas tanah lumpur yang basah karena hujan.

Sebuah batu melesat mengenai kepala gadis itu disusul suara tawa bersahutan.

Mereka terus melempari Rina dengan batu. Tidak peduli meski Rina sudah berdarah-darah.

Tiba-tiba muncul sosok bergaun merah di belakang Rina.

Wanita bermata merah itu menatap Rina sambil tersenyum lebar lalu ia berjongkok dan berbisik padanya, "Kau membutuhkan bantuanku? Aku akan membantumu. Dalam sekejap mata, mereka akan mati."

MISANTHROPEWhere stories live. Discover now