Part 74

9 3 0
                                    

Keesokan paginya.

Para polisi mengevakuasi seluruh potongan tubuh yang ditemukan di rumah tua itu. Ada yang masih utuh, sudah busuk, dan ada juga yang sudah menjadi tengkorak.

Markus menghela napas berat. Ia menepuk bahu Riswan. "Apa kepalamu baik-baik saja setelah halusinasi masal semalam?"

"Kepala saya tidak apa-apa, tapi sebenarnya saya masih agak syok dan sepertinya pendengaran saya bermasalah beberapa saat setelah sadar dari halusinasi semalam," jawab Riswan.

"Sekarang bagaimana?" tanya Markus.

"Sudah membaik, Pak."

Natalia dan Zyara duduk bersebelahan di dalam mobil polisi. Mereka tampak sedih dan tenggelam dalam pikiran masing-masing.

"Kakak sempat menyebutkan nama Widya, apakah semalam Widya juga ada di dekat kita?" tanya Zyara.

Natalia menoleh dan menatap Zyara. "Kita do'akan saja yang terbaik untuknya."

Zyara tampak sedih.

🥀🥀🥀

Zaki dirawat di rumah sakit beberapa hari setelah kejadian itu. Ia terbaring lemah. Markus datang untuk menjenguknya.

"Nikmatilah masa liburmu, aku iri. Kenapa dia tidak menusukku saja agar aku bisa berlibur," ucap Markus.

"Saya bersyukur Bapak baik-baik saja," ucap Zaki.

Markus tersenyum. "Aku juga bersyukur kau tidak mati."

Zaki tertawa pelan.

Terdengar suara pintu diketuk. Kedua pria itu menoleh ke pintu. Ternyata Zyara yang datang sambil membawa buah-buahan.

"Oh? Zyara, masuklah." Markus beranjak dari kursi mempersilakan Zyara masuk dan duduk.

"Selamat siang, Pak." Zyara mengangguk santun pada Markus.

Markus mengangguk. "Selamat siang, aku keluar dulu, ya."

Tanpa menunggu jawaban, Markus pun keluar dari ruang rawat sambil mengedipkan sebelah matanya pada Zaki.

Zyara duduk di kursi samping ranjang Zaki. Ia meletakkan buah-buahan ke meja.

"Kau jauh-jauh datang ke mari untuk menjengukku?" tanya Zaki sambil tersenyum senang.

Zyara tersenyum kecil. "Aku datang karena mendapatkan panggilan hukum, karena telah menutupi kejahatan yang dibuat oleh kakakku."

Senyuman Zaki memudar lalu ia kembali tersenyum. "Dan kau menyempatkan datang ke mari untuk menemuiku?"

Zyara menunduk sambil tersenyum. Ia pun mengangguk.

Senyuman Zaki semakin merekah.

🥀🥀🥀

"Saya terima nikah dan kawinnya Irgina Maharaya Chaira binti Hussain Malik dengan seperangkat alat solat dan mas kawin tersebut dibayar tunai," ucap pria tampan berpeci hitam itu.

Irgina duduk di sampingnya.

"Bagaimana hadirin, sah?"

"Sah!"

Semua saksi dan hadirin pernikahan pun berdo'a. Di antara mereka ada Natalia dan Yuda. Eldo dan karyawan LD Publisher juga hadir termasuk Rizal dan Tisa.

Nuraini tersenyum sendu melihat putri bungsunya telah menjadi istri dari pria yang dicintainya.

Natalia tersenyum melihat senyuman kebahagian Irgina. Ia bergumam, "Padahal kami baru saja saling mengenal dan saling melindungi satu sama lain, tapi sekarang kami harus berpisah."

MISANTHROPEWhere stories live. Discover now