Ini kisah lanjutan dari EXPRESSION.
Generasi selanjutnya siap bercerita.
Mereka sama tapi berbeda.
Banyak orang yang tersilap jika berhadapan dengan mereka, termasuk dia.
Dia yang berpikir bahwa sosok yang berhadapan dengannya adalah sosok yang sama...
Gak deng aku tuh gak sibuk, malah kaya banyak rebahannya. Padahal besok ada lab di kampus hahaha parah kannnn...
Okay lupakan itu mari kita mulai.
EITSS HARUS TAMPUNG KESABARAN DI PART INI!!!
⚠⚠⚠
Happy reading ya.💚
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT SIST!
Typo kasih tanda seperti biasa ya.
Ada saran boleh tuh dikeluarkan disini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jaemy seakan tidak lelah, lelaki itu mendapatkan alamat rumah Gloree.
Lelaki itu sedikit menyeret paksa Jean untuk mengikutinya.
"Okay! Gua bisa jalan sendiri." Jean menepis tangan Jaemy kasar.
"Ini rumahnya?" tanya Jaemy tidak percaya.
Rumah yang begitu sederhana dan kecil, bahkan ada bagian rumah yang rusak. Jaemy menatap tidak percaya bangunan kecil di depannya.
"Ini masih layak ditinggali?" tanya Jaemy lagi.
"Ya kalo mereka masih tinggal disini, layak lah." Jawab Jean enteng.
"GAK TAU DIRI!"
Suara yang menggelegar dari dalam rumah membuat Jaemy dan Jean diam.
Bahkan suara dari dalam saja tidak kedap suara.
Ucap Jaemy dalam hati.
"Gloree salah apa lagi ibu?"
Suara bergetar dan memilukan di dalam sana membuat Jaemy mengernyitkan dahinya, berbeda dengan Jean. Wajahnya terlihat sedikit terperangah tapi Jean dengan cepat membenarkan mimik wajahnya.
"Kenapa ditolak lamaran pak Minho? Bodoh!"
"Gloree gak mau nikah sama pak Minho."
Suara di dalam sana saling bersahutan.
"Pergi kamu! Cari Minho dan bilang padanya bahwa kamu menerima lamaran dia dan siap dinikahi saat lulus sekolah nanti."
"Gak mau!"
Ada sedikit nada membentak dari dalam sana, Jean dan Jaemy mendengar dengan jelas. Tidak lama setelahnya ada suara dentuman keras yang memekik sampai keluar, bahkan ada jeritan tertahan yang mereka dengar.
