21. Rasakan

10.9K 1.2K 29
                                    

Alvaro memasuki mansion dengan perasaan was-was dan melihat ke arah ruang keluarga dimana Alkan sudah duduk santai disana. Dengan perasaan takut dia menghampiri Alkan.

"A-abang" panggil Alvaro gugup

"Kamu tau kesalahan kamu kali ini?" tanya Alkan menatap Alvaro datar

"Maaf" ucap Alvaro menundukkan kepalanya

"Abang bilang kamu tau kesalahan kamu Alvaro, bukan itu yang mau abang dengar dari kamu" marah Alkan

Arsen yang baru masuk langsung kaget ketika mendengar suara berat Alkan.

"Ada apa?" Tanya Arsen bingung, apalagi melihat Alvaro menunduk ketakutan.

"Jawab Alvaro" teriak Alkan

"I-iyaa Al tau" ucap Alvaro gugup

"Sebutkan"

"Al keluar mansion sendirian dan makan makanan pedas di pinggir jalan" ucap Alvaro, Arsen yang mendengar itu langsung menatap Alvaro datar.

"Bagus, Sekarang kembali ke kamar kamu, tunggu hukuman dari abang" ucap Alkan dan melangkah pergi meninggalkan Alvaro begitu juga dengan Arsen yang mengikuti Alkan.

Alvaro dengan pasrah kembali ke kamarnya dan duduk di ranjangnya menunggu kedatangan Alkan.

Dan benar saja, tak berselang lama Alkan datang dengan rantai yang dibawanya.

"Lagi-lagi hukumannya itu, sekarang berapa lama" batin Alvaro

Melihat Alkan yang mendekat kepadanya, Alvaropun langsung menyodorkan tangannya, tapi Alkan malah menatap Alvaro datar.

"Abang nggak tau lagi harus kasih hukuman apa lagi sama kamu, supaya kamu jera" ucap Alkan menghela nafasnya berat

"Abang melakukan ini karena kebaikan kamu Alvaro, abang harap kamu mengerti maksud abang"

"Sekarang kamu tengkurap di kasur itu" perintah Alkan

"Ngapain bang?" Tanya Alvaro bingung

"Abang bilang tengkurap" ucap Alkan dingin

"Ahh iya" ucap Alvaro dan langsung tengkurap. Alkan langsung memasang rantai di kaki dan tangan Alvaro.

"Abang kalau gini Al nggak bisa gerak" protes Alvaro, namun diabaikan oleh Alkan

"Sekarang hitung sampai sepuluh" perintah Alkan dan memukul pantat Alvaro.

Plak

"Abang sakit"

"Abang bilang hitung Alvaro"

Plak

"Abang pantat Al perih, udah"

Plak

"Hitung dari satu" akhirnya Alvaro ngalah, memberontakpun dia tidak bisa, karena rantai yang menahannya.

Plak

"S-satu"

Plak

"D-dua "

Plak

.

.

.

.

.

.

.

"S-sepuluh hiks" tangis Alvaro tidak bisa menahan perih di pantatnya.

"Abang jahat hiks, pantat Al perih hiks"

New Alvaro (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang