Terkadang memulai segalanya dari awal sedikit menyulitkan.
Itulah yang Floryn alami ketika membuka lembaran barunya bersama Aamon. Tak jarang trauma takut ditinggalkan itu selalu muncul dalam pikirannya. Berpikir kalau suatu hari nanti Aamon akan mengabaikannya.
Tapi, sepertinya ketakutan itu hanyalah sebuah kekhawatiran berlebihannya.
Aamon mengajarinya bagaimana menanggapi perasaannya dengan tenang. Meskipun awal hubungan mereka sedikit tergesa. Nyatanya, saat ia menjalaninya bersama Aamon, pria itu justru membuatnya menyadari perasaannya secara perlahan.
Mereka selalu bertemu satu sama lain di tempat yang sama. Yakni, halte bus. Entah setiap Floryn pulang dari kerja sambilannya, ia akan menemukan Aamon berada di halte menyambut kepulangannya.
Kemudian, mereka akan mengobrol membicarakan hal kecil. Seperti Aamon yang merasa jadwal di tempat kerja barunya semakin disiplin dan ia hanyalah seseorang yang sibuk dengan tumpukan buku-buku di mejanya.
Floryn mendengarkan ceritanya dengan senyuman dan tawa kecil. Dia agak terpancing melihat betapa beraninya pria ini menghadapi masalahnya dengan baik.
Mungkin sudah saatnya ia berhenti melarikan diri.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Crush on you
(Tertarik padamu)
Aamon & Floryn-------------
---------
----"Eh, lihat! Dia masuk sekolah lagi tuh!"
"Si Floryn yang naksir guru itu? Hihihii... gak tau malu banget!"
"Kabarnya dia udah skip sekolah lebih dari satu minggu."
Kasak-kusuk disekitarnya tak menghentikan langkah Floryn menuju kelasnya, ia sengaja menulikan pendengarannya dengan langkah yang tegas.
Begitu ia tiba di kelas, tidak ada yang berbeda. Beberapa dari mereka pun juga memerhatikannya dan membicarakannya. Floryn tidak begitu peduli dan langsung duduk di kursinya tepat disamping jendela.
Dia sudah terbiasa diperlakukan seperti itu.
"Flooooryynnnn!!"
"Akhirnya lo masuk sekolah!"
Floryn terkesiap karena Lolita dan Lunox langsung menghambur memeluk dirinya. Dia menghela nafasnya lalu tersenyum kecil mendengar keharuan dari suara mereka.
Meskipun ia telah menjadi bahan gunjingan dari anak-anak di sekolah ini, Floryn bersyukur dua sahabatnya dan beberapa murid di kelasnya masih memandangnya ramah.
"Walaupun semua orang musuhin lo, tenang aja. Karena kita bakalan ada di sisi lo." Ucap Lunox sambil mengusap kepala Floryn. Membuat gadis dengan jepit bunga itu tertawa penuh haru.
"Jangan lupa. Karena lo udah ketinggalan banyak materi, harus banyak nyatet nih!" tambah Lolita sambil memberikan dua buku catatan bersamaan dengan Lunox. Kedua gadis itu terkekeh penuh kelicikan membuat Floryn mendengus.
"Fufu... Apa boleh buat?" kekeh Floryn merasa pasrah. Keabsenannya memang harus dikejar dengan mencatat banyak pelajaran. Jadi, ia bersyukur kedua teman-temannya masih memerhatikan dirinya.
===Crush on You===
Terlepas dari rumor dan gosip yang mengerubunginya, masih banyak orang yang bersikap ramah padanya. Mungkin mereka tidak memedulikan rumor negatif itu karena bisa menilai perilaku Floryn sendiri sangat baik.

YOU ARE READING
Oneshots [MLBB Fanfiction]
FanfictionFull oneshots couple of MLBB Random updates! Tidak menerima request, terima kasih ☺️ Characters © Moonton