3.0

28.5K 2.8K 177
                                    

Tubuh Naykilla merosot hampir mencium lantai jika saja Eian tak sigap menahan pinggangnya. Loraine menghampiri Naykilla, memegang tangan anak perempuan tersebut.

Mata Naykilla memancarkan cahaya campur aduk dari emosinya, bibirnya bergetar, bingung harus berkata apa lagi.

Arah mata Naykilla bergantian menatap map yang sudah selesai ia baca lalu mengarah pada Loraine. "Makasih Tante." Kata Naykilla pelan sedikit serak.

Eian menegakkan tubuh Naykilla–masih terus memeluk tubuh kekasihnya itu. Loraine menatap Eian dalam, seakan sedang menilai pemuda yang seenaknya memegang pinggang ponakannya.

"Tante, ini beneran 'kan?" Gumam Naykilla lagi, Loraine mengangguk, "Sayang, tenangkan dirimu. Lalu cerna kembali."

Loraine mengangguk kecil, dia segera keluar dari ruangan miliknya; meninggalkan Naykilla yang sedang berusaha Eian tenangkan. Tampak gadis itu memegangin tangan besar Eian.

Ya, Loraine akan menghiraukan hal tersebut untuk kali ini saja, jika pemuda yang tidak Loraine kenal itu masih melakukan sekali lagi di hadapannya–akan Loraine suntik mati. Enak saja mendekati ponakannya.

Ketika Loraine sudah tak terlihat, Eian berjongkok di hadapan Naykilla, mengelus tangannya, mendongak memandangi wajah Naykilla.

Gadis itu masih terlihat bingung, ia masih setia diam, padahal Eian sudah ganti mengelus pipinya.

"Arsela, Jayden tidak apa-apa. Tenanglah."

Bukan menjawab, Naykilla malah menatap pupil Eian, mencari kebohongan dari sana, namun mau bagaimanapun dia mengulik–sangat terlihat jelas bahwa Eian sama sekali tidak berbohong.

"Bener?" Tanyanya memastikan. Eian tersenyum lembut, berdiri dan langsung memeluk Naykilla yang masih terduduk, wajah gadis itu sedikit demi sedikit menjadi tenang; sembari sesekali Eian mengelus punggung Naykilla.

I Never Loved My Ex

Jayden berlari gembira guna memeluk Naykilla yang baru saja memasuki ruangan, ia tampak gembira, ketika tubuhnya Naykilla tangkap–Jayden mengusap pipinya ke pipi Naykilla.

"Kakak kok lama banget?" Keluh bocah laki-laki tersebut. Naykilla terkekeh geli, menciumi wajah Jayden tanpa memperdulikan tatapan bingung yang Jevan tunjukkan padanya.

"Maaf ya, kita pulang ke rumah dulu, hmm?" Naykilla berkata, barulah ia menatap Jevan, memberikan kode padanya agar mendekatinya. Begitu melihat kode dari Kakaknya itu, Jevan mendekat, mendengarkan bisikan dari Naykilla.

Ia mengangguk, memahami perintah Naykilla kemudian segera berkemas. Jayden sudah berpindah ke gendongan Eian, memeluk leher pemuda itu, dia diam saja–menerima tepukan lembut Eian. Sekali lagi Jayden merasa mengantuk, menempelkan kepala miliknya; mencari posisi nyaman lalu terlelap.

Eian masih setiap menepuk Jayden, hingga sampai ke dalam mobil, akhirnya tubuh Jayden beralih pada Naykilla lagi. Duduk di kursi belakang, Naykilla mengelus rambut Jayden pelan.

"Hasil tes?" Jevan buka suara, ia tidak mau menatap wajah sang Kakak, takut.

"Kelelahan, tidak ada penyakit serius," ungkap Naykilla, dia terdiam sebentar, kemudian melanjutkan.

"Cabut semua pengawal yang Daddy tanam untuk Jayden, mereka sangat tidak berguna. Manusia kurang ajar." Desis Naykilla. Jevan menoleh ke belakang, "Ada apa?"

"Selama ini Jayden menjadi pesuruh di sekolahnya, dia menjadi korban parasit itu dan tidak ada laporan sama sekali!"

Mata Jevan melebar, apa yang Naykilla katakan tadi? Seketika ia meragukan pendengarannya, "Besok gue bakal buat perhitungan." Sambung Naykilla.

I Never Loved My Ex [End]Where stories live. Discover now