04 - Rufus - A Handsome Young Master

64 20 0
                                    

Aku terbangun dengan berita duka lainnya.

"Rufus, semalam ayahmu mabuk, dan tertabrak truk di jalan kecil tak jauh dari jalan utama," ucap Madam Gwen.

Seakan ada yang runtuh di dalam dadaku. Tapi sama sekali tidak ada air mata yang jatuh. Aku hanya menutup mata, berpura-pura tertidur. Kemudian Madam Gwen mengusap bibirku dengan telapak tangannya yang berkerut-kerut.

"Aku sudah bersusah payah untuk berakting sedih, Nak. Jangan kau tersenyum seperti itu. Bagaimana pun, dia adalah ayahmu yang meninggal."

Aku ... tersenyum?

Haha, mana mungkin. Bukankah ini adalah berita duka, seperti yang kukatakan sebelumnya?

La Principessa mungkin adalah satu-satunya kebahagiaan di dalam hidupku, tapi ketika aku mendengar berita yang disampaikan Madam Gwen, untuk pertama kalinya, aku merasa ... aman.

Untuk pertama kalinya, aku tidak perlu merasa takut untuk tidur dan takut untuk bangun.

"Madam, pukul berapa saat ini?"

"Sebelas malam."

"Sudah larut malam. Bukankah pada jam seperti ini, La Principessa pasti sudah tidur nyenyak?"

"Mungkin. La Principessa sedang bersama Tuan Muda Meyer. Beliau datang untuk berkunjung."

Pemuda tampan, anak laki-laki satu-satunya dari keluarga Meyer, keluarga kakak laki-laki dari Tuan Besar Meyer yang tersohor dan ditakuti karena kekayaan dan kekuasaan mereka. Keberadaan sosok seperti Gilbert Meyer akan membekas pada siapa pun yang pernah melihatnya.

Dia terlihat lebih tua daripada aku, setahun, mungkin dua atau tiga tahun? Mungkin hanya tiga tahun lebih tua. Tapi Gilbert Meyer berhasil menolong Ophelia yang hampir diculik di depan mataku, sedangkan aku tidak bisa melakukan apa pun. Gilbert Meyer sangat keren. Dia bisa melakukan apa pun. Mengendarai motor, bertarung dengan penculik, bahkan aku dengar, dia mengorbankan motornya agar para penculik tidak bisa pergi dari tempat kejadian. Kisah heroiknya sudah menjadi bahan pembicaraan perempuan-perempuan desa yang mengidolakan sosoknya.

Malam setelah aku melihat Ayah ditegur dengan keras oleh Tuan Besar, Ayah menghajarku habis-habisan. Aku tidak membela diri. Aku memang bersalah. Aku yang tidak tahu diri, aku yang bukan siapa-siapa ini berani mengajak bicara La Principesa. Aku tidak bisa melakukan apa pun. Tidak berguna dan tidak gagah berani seperti Tuan Muda.

Dasar tidak berguna!

Andai kau bisa secuil saja bisa seperti Tuan Muda!

Seharusnya kau saja yang diculik!

Anak bodoh!

Matilah, pembawa sial!

Di masa itu, satu-satunya orang dari luar yang boleh mengunjungi Ophelia adalah keluarga Meyer. Semua orang tahu, keluarga Benilli dan Meyer bersaudara, namun di mataku, mereka tidak terlihat demikian. Sejujurnya aku juga tidak tahu, bagaimana saudara saling memperlakukan satu sama lain karena aku tidak memilikinya. Tapi anak-anak tukang kebun lainnya, atau anak-anak bibi-bibi pelayan bersikap sangat baik kepada saudara-saudara mereka. Yang jelas sikap baik itu tidak terlihat di antara baik kedua Tuan atau Nyonya besar dari kedua keluarga itu.

Satu-satunya orang dari keluarga Meyer yang datang untuk menemani La Principessa yang dikurung di kandang emasnya hanyalah Tuan Muda dari keluarga Meyer. Seperti majikanku lainnya, aku tidak memiliki keberanian untuk bertatap muka dengannya. Dari ingatanku, yang pernah kulihat hanyalah sosok gagah punggung Gilbert Meyer. Aku tahu aku seharusnya tidak begini ... tapi aku merasakan kebencian yang tidak beralasan atas diri pria itu, padahal semua orang menyukainya.

Her POV (COMPLETED)Where stories live. Discover now