So tired

124 17 1
                                    

Pranggg prangggg....

"Aaarrrgghhhhhh!!!!!"

Hoseok terlihat membanting semua yang ada di kamarnya. Vas bunga, buku, semua yang ada di atas meja riasnya, bahkan cermin pun tak luput dari amukannya. Bulu angsa beterbangan memenuhi ruangan luas ini.

Braakkkk..

"Seokieee!!!" Suho yang memang berniat datang pun sampai dibuat jantungan saat ia masih berada di ruang tamu menyapa Song ahjumma tiba-tiba saja ia mendengar suara barang pecah dan barang jatuh dari kamar Hoseok.

"Seokie heii lihat aku, kau kenapa?? Kenapa kau jadi seperti ini??" Tanya Suho yang kini tengah berusaha menenangkan Hoseok yang terus saja meronta dalam dekapannya saat Suho berusaha menghalangi Hoseok yang mencoba meraih pecahan kaca di sebelahnya dan mencoba melukai dirinya sendiri.

"Hiks hiks biarkan aku menyusul ayah!! Aku lelah!! Aku lelahhhhh!!" Kata Hoseok dengan nada membentak hingga membuat Suho berjenggit kaget.

"Kau ini bicara apa!!! Jangan asal bicara Seokie!!! Sudah berkali-kali aku katakan, jika kau merasa bebanmu terlalu berat berbagilah denganku atau Chanyeol atau Minseok. Kau masih punya kami!!" Kata Suho masih terus dengan mendekap Hoseok dengan erat, ia rasa di sini terlalu berbahaya jadi ia memutuskan membawa Hoseok ke kamar tamu.

"Song ahjumma." Panggil Suho yang kini tengah menggendong Hoseok yang masih terus menangis itu.

"Astaga agassi kenapa Tuan Muda?" Tanya Song ahjumma khawatir saat melihat nonanya itu menangis dalam gendongan Suho.

"Tak apa ahjumma, hanya masalah kecil. Tolong bersihkan kamar Seokie dan buatkan teh hangat." Kata Suho sebelum berjalan ke kamar tamu.

"Baik tuan."




Kini mereka duduk berdua di ranjang besar kamar tamu itu dengan Suho terus mendekap tubuh yang lebih kecil darinya dan menggumamkan kata-kata penenang. Tak lama..

"Hyung!!!" Dengan grasak-grusuknya Chanyeol dan Minseok merangsek masuk ke dalam kamar itu setelah sebelumnya Suho sudah menelpon mereka untuk datang.

"Seokie? Sayang? Katakan siapa yang menyakitimu! Biar oppa hajar orang itu." Kata Minseok bersungguh-sungguh.

"A-aku a-aku lelah hiks hiks." Minseok dan Chanyeol seketika terdiam dan menatap Suho yang kini juga terlihat matanya sudah sangat memerah.

"Dia sudah tahu." Kata Suho tanpa suara hanya dengan gerakan bibir namun dapat Chanyeol dan Minseok tangkap dengan jelas.

"Aishh bedebah!! Aku harus menemui laki-laki brengsek itu. Berani-beraninya dia menyakiti adikku tersayang ini." Kata Minseok sambil mengepalkan tangannya, di antara mereka bertiga Suho, Chanyeol, dan Minseok. Minseoklah yang mempunyai wajah paling kiyowo namun saat marah dialah yang paling menyeramkan.

"Aku sudah malas untuk hidup." Seketika mata Chanyeol dan Minseok membelalak mendengar perkataan Hoseok itu.

"Jangan melantur Seokie astaga!!  Sudah, sebaiknya kau cuti beberapa hari ke depan untuk menenangkan pikiranmu. Untuk masalah perusahaan biar aku yang mengurusnya." Kata Chanyeol yang mendapat anggukan setuju dari Minseok, "Dan jangan pikirkan laki-laki itu." Sambungnya yang diangguki lagi oleh Minseok.

"Kami merasa gagal memenuhi janji kami pada ayahmu jika kau seperti ini Seokie, kau masih punya kami jika kau merasa bebanmu terlalu berat bagikan pada kami, jangan kau pendam sendiri." Kata Minseok dengan suara sehalus mungkin dengan mengusap tangan Hoseok pelan.

Hoseok tak bergeming ia hanya menyamankan sandarannya pada dada Suho, ia sungguh berada di titik terbawahnya saatnya ini. Ia tak ingin bicara apapun dan tak ingin ditanya soal apapun, jangankan untuk mengeluarkan sepatah kata, untuk bernafas saja rasanya sudah enggan.

Daddy??? (NamSeok)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang