HASIL KARYA CERPEN DEWI WULANDARI

85 0 0
                                    






PANGKUAN TUHAN


Aresha Ravan Arabella, aku bersekolah di SMA Garuda Indonesia. Teman-teman biasa memanggilku dengan sebutan Eca. Sejak masuk SMA aku sudah diberatkan dengan tanggung jawab yang besar. Aku terpilih sekaligus dipilih untuk menjadi Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) pada sekolah ini. Sempat kesal dengan orang-orang yang menulis nama ku sebagai pilihan mereka. "Kenapa mencalonkan diri jika tidak mau terpilih sebagai ketua?" Aku di calonkan bukan mencalonkan, dan aku masih mencari siapa pelakunya. Sebisa mungkin aku terima kenyataan itu dengan ikhlas walau sedikit terpaksa, karena sebenarnya bukan ini tujuan ku untuk mengikuti organisasi, melainkan hanya untuk sekedar menambah pengalaman.

"Ca" panggil ka Arga.

"iya ka?" jawab ku sambil bertanya.

"Sorry" ucapnya dengan nada bersalah.

"Buat?" tanya ku sambil kebingungan.

"Sorry banget karena gue udah nyuruh temen-temen gue buat vote lu, biar jadi ketos. HAHA!!!" jelasnya dengan tawa meledek.

"KA ARGAAAAAAA!!!!!!!" teriak ku dengan penuh kemarahan.

"Kabooorrrrrr......AHAHAHA" ucapnya kembali sambil lari meninggalkan ku dengan keadaan marah.

Dia Arga, Arga Dirgantara. Kakel serta ketua OSIS pada masanya. Manusia paling jail dan senang melihat orang lain menderita. Meski begitu banyak yang menyukai dirinya karena wajah tampan dan senyum manis nya, belum lagi sifat ramah yang ia miliki membuat semua orang merasa punya kesempatan untuk dapat memilikinya. Itu semua tidak berlaku buat ku, ya kecuali wajah tampannya. Bagaimana bisa semua orang mengatakan itu padanya, sedangkan aku hanya dibuat kesal setiap hari olehnya. Jelas aku tidak percaya karena hanya kejailan yang kudapat jika berada di dekatnya.

"Ka Arga lagi?" tanya Ica dari arah belakang sambil menghampiriku.

"Udahlah, kamu kaya gatau ka Arga aja. Kan emang itu hobinya, yu pulang" ucap Ica yang mencoba menenangkan ku dan mengajak ku pergi.

Arisha Yonna Tanu, atau biasa di panggil Ica adalah sahabat kecil sekaligus partner ku dalam organisasi. Dia terpilih sebagai wakil ketua. Dia memang mencalonkan dirinya sendiri pada pemilihan ketua periode ini, berbeda dengan ku yang dicalonkan oleh makhluk menyebalkan itu (ka Arga). Aku dan Ica sering di cap sebagai anak kembar, mengapa tidak? Kami kemana-mana selalu berdua, dimana ada aku disitu ada Ica begitupun sebaliknya. Aku senang bisa mengenal dirinya, manusia paling baik dan paling sabar mana yang bisa aku temuin selain dia. Aku selalu berdoa agar hubungan pertemanan kami ini baik-baik saja, sampai maut yang memisahkan kita. Dan semoga Ica tidak pernah ada niatan untuk pergi dan cari teman baru untuk menggantikan diriku. Ya Tuhan.. bagaimana bisa aku hidup tanpa Ica sedetik sekalipun, karena tidak ada manusia yang bisa seperti dirinya untuk hadir di hidupku.

Senin, 03 Januari 2015 sedang terlaksananya kegiatan upacara bendera merah putih sekaligus serah terima jabatan OSIS pada periode 2015-2016 di sekolah Garuda Indonesia. Usai sudah upacara beserta rangkaian acaranya, semua siswa bergegas memasuki ruang kelasnya masing-masing untuk segera mengikuti pembelajaran yang sudah terjadwalkan. Begitu pun dengan aku dan Ica, kita berdua sekelas kami ambil kelas IPA dan mendapat ruang kelas IPA 1. Pembelajaran pun berlangsung dengan semestinya sampai bel pulang pun berbunyi. Aku dan Ica merapihkan buku serta alat tulis lainnya dan kami bersiap untuk pulang karena pak Dani sudah menunggu kami di parkir sekolah. Oiya, pak Dani ini supir pribadi ku, dia bersama sang istri sudah mengabdi kepada keluarga ku selama 45 tahun. Istrinya Bernama Bi Mirna. Mama dan Papa selalu sibuk dengan urusan pekerjaannya. Dia lebih mementingkan urusan kerja di banding anaknya sendiri. Jangan heran jika bi Mirna lebih mengenaliku di banding Mama.

Karya Puisi 1ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang