Sungguh pagi yang cerah. Mentari bersinar terang, burung-burung bernyanyi. Si tokoh utama kesayangan kita, [Name], berjalan ke kelasnya sambil bersenandung kecil.
Tak jauh darinya, sosok gadis mungil dengan pin tengkorak khasnya menyapa semua murid yang berlalu lalang. Matanya seketika berbinar setelah melihat salah satu sahabatnya berdiri menatapnya.
"Pagi [Name]!!!" sapanya girang lalu memeluk [Name] erat.
"Pagi Amu.." balas gadis itu tersenyum tipis.
"Mau roti isi ga [Name]? Itu ada di atas mejaku. Tinggal ambil aja!" tawar Amu sambil menunjuk gerombolan murid yang tampak mengerumuni meja miliknya.
"Uh.. Makasih. Tapi ga dulu deh, Mu. Aku masih kenyang. "
Amu mengernyit heran. [Name] sering menolak tawaran makanan darinya. Bukan hanya dirinya, bahkan juga dari teman sekelasnya yang lain.
"Hm... Memangnya kamu udah sarapan?" tanya Amu sambil menatap [Name] curiga.
"I-itu..."
Yap. [Name] belum sarapan.
"Astaga [Name]! Kalau kamu sakit lagi gimana?! Toro nanti stress loh!!" Amu mengenggam kedua bahu [Name] kuat.
"Kok Toro?!"
"Hm?"
Tiba-tiba yang disebut sudah ada di belakang mereka. Gaya rambutnya yang diikat setengah cukup membuat [Name] salah tingkah. Benar-benar cocok sekali dengan Toro!
"Marahin Toro!! [Name] gamau sarapan pagi!!" cepu Amu sehingga Toro menatap [Name] serius.
"Hah?! A-aku ga bilang gitu!!"
"[Name]." Panggil Toro tegas.
"Y-ya..?" [Name] meneguk ludahnya kaku.
"Hah... Sebentar." Toro tampak merogoh isi tasnya setelah menghela napas panjang. Setelah barang yang dicari ketemu, ia langsung memberikannya pada gadis itu.
Sebuah kotak bekal kini berada di tangan [Name]. Bagian bawah kotaknya juga masih hangat. Kelihatan sekali kalau baru disiapkan pagi ini.
"Oh iya, ini jangan lupa." Pemuda berambut bayam lalu meletakkan 3 buah jeruk diatas kotak makanan tersebut. Buah favorit [Name].
"I..ini semua... Kamu yang buat?" tanya [Name] terbata-bata. Dan masih bingung kenapa tiba-tiba Toro memberinya bekal.
"Iya. Aku dengar dari mamamu, kamu sering tidak makan tepat waktu. Jadi beliau minta tolong untuk bantu perbaiki pola makanmu," jelas Toro. [Name] langsung menganga.
"Mama..?! Kenapa dia minta tolong padamu??" tanya [Name] heran. Jarang sekali mamanya meminta tolong temannya sampai begini.
Wajah Toro seketika memerah dan tampak tidak terkondisikan. [Name] menatapnya bingung.
Lalu laki-laki menunduk, mendekatkan bibirnya ke arah telinga gadis itu. Kemudian berbisik, "Mama kamu kira kita pacaran.."
"Pacaran?!!" kaget [Name]. Tak menyadari disekitarnya ada Upi yang menguping.
"HA APA KALIAN PACARAN??!" pekik Upi yang menganga lebar. Disebelahnya, ada Enzo yang menatap tidak percaya. Sepertinya dia diseret oleh Upi kemari.
"Nggak!!!" bantah [Name] panik. Takut kalau Toro nantinya tidak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙈𝙚𝙩𝙖𝙢𝙤𝙧𝙥𝙝𝙤𝙨𝙞𝙨 || ᴡᴇᴇ!!!
Fanfiction[HIATUS] Hanya kisah seorang gadis yang berusaha bebas dari kepompongnya, tentu saja dibantu dengan teman-temannya yang aneh, unik, dan petakilan. Dan mungkin akan ada sedikit bumbu cinta mendampingi jalan cerita hidupnya. x fem! Reader.. Atau lebi...