46. Toro's Advice

2.3K 407 80
                                    

⚠️peringatan! Ada pembahasan tentang self harm di chapter ini. Kalau kamu ga kuat bisa skip baca aja!! Jangan paksain kalau ga kuat!!!

[Name] tersadar setelah 30 menit pingsan. Rasanya tidak ada hujan lagi yang menerpanya. Ia membuka matanya perlahan. Berusaha memfokuskan pandangannya yang kabur setelah lama tertidur.

"[Name]? Kamu udah bangun?" Suara berat itu memenuhi indra pendengar [Name]. Meski pandangannya kabur, ia bisa melihat surai berwarna hijau tua.

"T-toro...? Apa yang..." Baru saja [Name] ingin duduk dari posisinya, Toro menahan pergerakannya.

"Jangan bangun dulu. Kamu baru bangun dari pingsan.. Tante Citra tadi ada pasien. Jadi ga bisa jenguk kamu sekarang."

Merasa tak bisa melawan, [Name] hanya menurut. Kembali menenggelamkan kepalanya pada bantal yang empuk.

Kepalanya terasa sakit dan berkunang-kunang. Masa karena kena hujan gerimis saja ia bisa pingsan?

'Apa aku selemah itu ya...?'

Merasa sedikit lebih dingin dari biasanya, [Name] memperhatikan pakaian yang ia pakai. Berbeda dengan apa yang dipakai sebelumnya, kini ia dibaluti oleh baju rumah sakit yang kering dan hangat. Baju dan cardigan yang awalnya ia pakai terlipat rapi diatas nakas disamping brankar yang ia tempati.

Oh, Sial...Bajunya sekarang lengan pendek.

"K-kamu... Udah liat semuanya kan?" tanya [Name]. Memposisikan tubuhnya supaya tidak berhadapan dengan Toro. Toro yang ada di belakangnya menatap gadis itu bingung.

"Apanya?"

"...Lenganku."

[Name] membalut dirinya dengan selimut setinggi mungkin hingga hanya setengah wajahnya yang kelihatan. Ia tak sanggup menatap Toro. Jantungnya berdebar-debar. Takut bagaimana respon Toro kedepannya.

Pemuda itu hanya diam. Baru saja mengerti apa maksud dari gadis itu. Awalnya ia kaget, mendengar betapa persisnya kondisi lengan milik [Name] dan Upi.

Iya, mendengar. Ia mendengar semua keluh kesah [Name] dari balik pintu rooftop bersama tante Citra.

Ayo kita flashback sebentar...

Mamanya [Name] mengatup mulutnya yang terbuka dengan telapak tangannya. Menahan air mata yang terus mengalir setelah mendengar luapan emosi putrinya yang terus keluar. Ia tidak menyangka gadis kecilnya menyimpan penderitaan sebesar itu.

Begitu juga dengan Toro. Ia berusaha menenangkan wanita itu. Namun, dirinya juga terpukul mendengar pekikan gadis itu yang terus keluar. Semuanya terjadi saat SMP

SMP..

Berarti Sho tau semua ini.

Dan ia... Tidak menghentikannya?

Akan ada, pembicaraan panjang antara dia dan Sho besok.

Toro menghela napas panjang. Ada rasa kesal dan marah kepada seseorang yang begitu membara. Dan amarah itu bukan hanya untuk wanita yang [Name] bentak tadi.

Ke Sho juga.

Ia tau dari tante Citra kalau masa SMP [Name] itu cukup buruk. Tapi sampai dirundung? Depresi? Dan hampir bunuh diri? Gila. Ia tidak sangka akan separah itu.

Dan yang lebih membuatnya emosi adalah Sho tau semua itu terjadi. Tapi ia tidak melakukan apa-apa. Membiarkan gadis itu hidup dengan penuh kekacauan.

Ada sesuatu yang disembunyikan Sho.

Tapi hal itu tidak penting sekarang. Yang harus ia lakukan kini adalah menenangkan gadis itu dan merawatnya.

Lagipula ia sudah janji dengan tante Citra.

𝙈𝙚𝙩𝙖𝙢𝙤𝙧𝙥𝙝𝙤𝙨𝙞𝙨 || ᴡᴇᴇ!!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang