"Icha? Siapa?" tanya Toro bingung sekaligus penasaran.
"Hm, yang dari klub drama? Mana? " Sho kemudian menelusuri seluruh isi kafe itu dengan seksama.
"Itu loh! Yang sama bapak-bapak disana!!" bisik [Name] sambil menunjuk-nunjuk arah yang ia maksud.
Setelah netranya menuju arah yang gadis itu tunjuk, seketika Sho membelalakkan kedua matanya. "What the hell..." gumaman umpatan kecil keluar dari mulutnya seketika. Melihat adik kelasnya yang 'kencan' dengan pria tua.
Toro yang penasaran juga langsung mengikuti arah tatapan mereka.
"Astaga..." Langsung saja Toro membuang pandangannya. Ia merasa melihat sesuatu yang harusnya tidak boleh dilihat.
"A-ayo kita berpikiran positif.. Uh.. Mungkin itu ayahnya??" ujar [Name] yang wajahnya mulai keringat dingin. Tidak mungkin kan adik kelasnya orang yang seperti itu?
"Ayahnya? Ga mirip tuh," komen Sho datar sambil menatap kembali pria tua itu.
"P-pamannya??"
"Siapa yang jalan sama pamannya pakai baju begitu?!" kali ini Toro yang menyahut.
"Ack, mereka jalan kesini! Sembunyikan wajah kalian!!!" seru [Name] panik sambil menutup wajahnya dengan buku menu yang cukup besar.
Toro dan Sho hanya bisa nurut. Toro menutup wajahnya dengan telapak tangannya. Sedangkan Sho menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan di atas meja.
"Elysia... Ternyata kamu aslinya cantik banget. Beda sama yang di foto hahaha.."
"Ah~ Om bisa aja!!"
Tidak salah lagi. Suara itu 100% milik Icha. Si tokoh Putri Odette dari klub drama. Mereka berdua duduk tak jauh dari mereka. Sanking asyiknya mereka berdua berbincang, Icha sama sekali tidak sadar kalau ada seseorang yang mengenalnya. Atau lebih tepatnya dua orang yang mengenalnya.
"Nah, Icha mau makan apa? Biar om bayarin semua~"
"Ih bener?! Om Theo debest!!!"
[Name] kembali membelalakkan matanya. Apa dia tidak salah dengar? Nama itu, bukannya itu nama..
'Papanya Ruu?!!'
Dengan jemari bergetar, [Name] diam-diam ingin memotret dua sejoli itu. Tapi Toro yang melihat kegiatan itu langsung memegang erat bagian atas ponsel milik gadis itu.
"Privasi orang [Name]..." tegurnya pelan, namun tegas.
"T-tapi..." Namun sebelum [Name] bisa menjelaskan maksudnya, Sho langsung memotong kalimat si gadis itu.
"Jangan halang dia," ucap Sho dengan penekanan di tiap katanya.
"Kau biarin dia lakuin hal yang salah?!" Pemuda berambut hijau itu yang tidak terima dengan perkataan yang baru saja dilontarkan oleh orang yang kini di hadapannya.
"Hal salah? Kau bodoh?? Yang mereka berdua lakukan disana itu sudah ga benar. Kalau [Name] mau laporin, dia harus punya bukti. Masa itu aja gatau? " balas si laki-laki dengan surai hitam itu dengan nada dingin. Ia menatap lawan bicaranya dengan tatapan tak suka.
Toro mendengus kasar. Tampak air mukanya perlahan menggelap bersamaan dengan pandangan tajamnya yang ia berikan kepada Sho.
"[Name] sudah terlibat banyak masalah akhir-akhir ini. Beri dia istirahat!"
"Lalu apa? Membiarkan mereka berdua disana?"
Kedua orang itu saling menatap satu sama lain. Dan tatapan itu sudah jelas bukan tatapan antar sahabat, melainkan tatapan antar musuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙈𝙚𝙩𝙖𝙢𝙤𝙧𝙥𝙝𝙤𝙨𝙞𝙨 || ᴡᴇᴇ!!!
Fanfiction[HIATUS] Hanya kisah seorang gadis yang berusaha bebas dari kepompongnya, tentu saja dibantu dengan teman-temannya yang aneh, unik, dan petakilan. Dan mungkin akan ada sedikit bumbu cinta mendampingi jalan cerita hidupnya. x fem! Reader.. Atau lebi...