[Name] terbangun di ruang hitam. Tidak ada yang bisa ia lihat, maupun yang bisa ia dengar. Sunyi, senyap, dan tenang. Terlalu tenang sampai [Name] sedikit merinding.
Gadis itu berjalan tanpa arah. Aneh. Dia berjalan cukup lama, tapi sama sekali tidak merasa lelah. Apa dia ada di dunia mimpi?
"Hai.."
Suara seseorang menyapanya dari belakang. Berbalik perlahan, [Name] tersentak dengan apa yang dilihatnya. Seseorang itu adalah.. Dirinya sendiri saat SMP.
Raut wajahnya datar. Menatap [Name] dengan begitu dalam. Tidak ada ekspresi di wajahnya. Membuat [Name] sejenak berpikir.
'Aku dulu seserem ini ya..?'
Bayangan itu kemudian bertanya, "Bagaimana kabarmu?"
"...aku baik," jawab [Name] singkat.
Ada kesunyian diantara mereka. Hawanya mendadak dingin. Tak lama kemudian, bayangan itu kembali bertanya.
"Apa kau masih membenciku?"
[Name] sedikit terkejut mendengar pertanyaan versi lainnya tersebut. Membuat dirinya sejenak berpikir. Satu jawaban pasti terlintas di benaknya. [Name] menggelengkan kepalanya pelan.
"Mungkin dulu iya, tapi sekarang tidak. Kamu itu bagian dariku. Aku bagian darimu. Kita ini satu orang yang sama. Hanya lingkungan kita yang berbeda..."
Raut bayangan itu masih datar, ia kembali bertanya "...Kenapa? Harusnya kau membenciku. Karenaku kamu dulu menderita. Karenaku kamu dulu hampir mengakhiri hidupku. Karenaku-"
Ucapan bayangan itu terpotong setelah [Name] memeluk dirinya erat.
"Jangan ngomong gitu... Pada akhirnya kita bertahan kan? Kita bertemu banyak orang baik. Kita bertemu orang yang menilai kita dari dalam, bukan dari luar, "
Dekapan [Name] semakin erat.
"Kita hanya terjebak di lingkungan yang salah aja. Aku berubah karena aku mulai mencintai diriku sendiri. Aku bisa begini karena aku mulai merawat diriku sendiri. Aku begini karena aku tidak ingin mama sedih lagi.. Aku.."
Matanya perlahan berair.
"Aku sudah mencintai diriku sendiri sekarang. Harusnya aku yang minta maaf karena sudah membencimu..."
Raut dirinya yang lain itu perlahan melunak. Kini senyum yang ada di wajahnya. Ia memeluk [Name] balik. Eksistensinya semakin memudar, namun ucapan terakhirnya bisa [Name] dengar dengan jelas.
"Terima kasih, sudah bertahan sampai sejauh ini.."
..
Suara alarm yang berisik itu memaksa [Name] membuka matanya. Kelopak matanya basah. Ia sama sekali tidak ingat mimpinya barusan.
Akan tetapi, ia tidak merasa sedih. Malah rasanya sangat ringan. Seakan-akan ada sesuatu yang baru saja berterimakasih kepadanya.
"Jangan-jangan aku mimpi hantu.."
[Name] beranjak dari tempat tidurnya. Dan segera mandi untuk menyegarkan dirinya. Setelah ia memakai seragamnya. Cermin yang ada di kamarnya mendadak menarik perhatiannya.
Berjalan perlahan menuju cermin itu. Pantulan bayangannya muncul. Seperti cermin pada umumnya. Namun entah kenapa, ia merasa sedikit dejavu.
[Name] mengendikkan bahunya dan lanjut untuk mempersiapkan diri. Dengan sedikit sentuhan make up dan liptint. Dirinya siap untuk ke sekolah!
Oh! Dia hampir melupakan sesuatu. [Name] membuka laci kamarnya. Tempat ia menyimpan handsock kesayangannya. Hadiah dari teman-teman tersayangnya.
Berjalan menuju teras, [Name] menatap kamar mamanya yang sedikit terbuka. Suara dengkuran mamanya terdengar jelas dari tempatnya. Sepertinya beliau pulang larut kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙈𝙚𝙩𝙖𝙢𝙤𝙧𝙥𝙝𝙤𝙨𝙞𝙨 || ᴡᴇᴇ!!!
Fanfiction[HIATUS] Hanya kisah seorang gadis yang berusaha bebas dari kepompongnya, tentu saja dibantu dengan teman-temannya yang aneh, unik, dan petakilan. Dan mungkin akan ada sedikit bumbu cinta mendampingi jalan cerita hidupnya. x fem! Reader.. Atau lebi...