Ayee-ayee 43 [Aqila, Ethan nangis! Tanggung jawab!]

10.9K 784 386
                                    

AKU BALIK LAGII YUHUUU (≧▽≦)

LUMAYAN CEPAT, 'KAN? (≧▽≦)

SIAPA YANG MASIH NUNGGUIN CERITA INI UPDATE? ^.^

KALAU ADA, AYO TURUNIN SALJU BANYAK-BANYAK DI KOMENTAR (≧▽≦)
KIRIM BANYAK-BANYAK SAMPE LONGSOR, HEHE (❄️)

MAKASIH BUAT YANG MASIH SETIA DAN HAPPY READING BUAT SEMUAA (≧▽≦)

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN ( ╹▽╹ )

❄️❄️❄️❄️


Setelah memblokir orang gila itu, Ethan memasukkan ponselnya ke dalam saku dan berlari santai keluar rumah.

Udara sangat bersih pagi ini, membuat paru-paru terasa sejuk setiap kali menarik napas.

Pemuda itu berlari hingga keluar dari perumahan dan tiba di taman saat matahari mulai naik.

Di jam ini, taman kota tidak terlalu ramai, hanya beberapa orang maraton sepertinya dan selebihnya adalah anak TK yang sedang camping.
Bocah-bocah lucu itu berkumpul dalam satu lingkaran mendengarkan penjelasan guru mereka tentang cara membuka tenda.

Ethan tidak peduli.

Dia berlari sekeliling taman yang segar, memasang earphone ke telinga, dan bergerak sambil mendengarkan musik kesukaannya.

Suasana seperti ini bagaikan surga bagi Ethan.

Tenang, sehat, dan sejuk.

Pemuda tampan itu mengangkat sudut bibirnya sedikit dan berlari lebih cepat.

Satu jam kemudian, matahari mulai naik.

Ethan menghembuskan napas hangat, kepalanya mendongak menantang matahari, merasa silau, ia mengangkat tangan dan mengagumi biru langit yang cerah seolah-olah menjanjikan masa depan.

Mengagumi matahari, tanpa sadar Ethan memikirkan Aqila.

Ketika memikirkannya, hatinya terasa hangat.

Jika dipikir-pikir, Aqila itu mirip seperti matahari.

Dia ceria dan aktif, hangat dan adil, dia mampu mencairkan suasana, memiliki prinsip, dan kokoh seperti matahari yang gagah berani menyinari semesta sendirian.

Ah! Sialan!

Kenapa dia malah memikirkan gadis itu? Bahkan menyamakannya dengan matahari?

Ethan jadi kesal sendiri dan duduk di kursi taman sambil membuka botol minum.

Sebelum membuka botol, dia sadar bahwa kursi yang ia duduki saat ini adalah kursi yang ditempati Qila dan Eden kemarin.

Waktu itu Eden bertemu dengan adiknya, dan di sana dia mengatakan 'menyukai' Qila dalam bahasa yang tidak dimengerti gadis itu.

Aqila tidak mengerti, tetapi Ethan mengerti!!

Dia paham apa yang dikatakan Eden saat itu!

Sialan!

Mendadak, entah kenapa hati Ethan terasa panas dan sesak.

Ethan berusaha menekan perasaan itu sambil membuka botol minum, tapi tak jadi karena seorang bocah sepuluh tahunan tiba-tiba muncul sambil berkata, "Kak, maaf, boleh minta tolong?"

Ethan menoleh, sedikit tertegun karena jarang ada bocah sesopan ini.

Ethan sebenarnya malas berbicara, tapi karena anak laki-laki ini manis dan lucu, akhirnya menjawab, "Ya?"

Cewek Sinting Vs Perfect Boy [SEDANG REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang